Pemerintah Kabupaten Rembang

Persiapan Seleksi ASEAN Eco School, SMPN 3 Lasem Siapkan Sejumlah Inovasi

Salah satu guru SMPN 3 Lasem saat mengolah mawar menjadi sabun
Salah satu guru SMPN 3 Lasem saat mengolah mawar menjadi sabun

SMPN 3 Lasem Kabupaten Rembang tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi ASEAN Eco School tahun 2027 dengan berbagai inovasi yang menarik. Salah satunya adalah rencana untuk mengolah bunga mawar menjadi sabun.

Kepala Sekolah SMPN 3 Lasem, Erna Nurmutia, saat ditemui di kantornya , Selasa (14/5/2024) mengungkapkan bahwa pihak sekolah sedang giat merancang program-program inovatif yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Mereka memiliki tiga inovasi utama yang berfokus pada pengolahan limbah menjadi produk yang berguna. Mulai dari mengubah limbah plastik menjadi paving, membuat sabun dari bunga mawar, hingga mengolah daun serai menjadi obat nyamuk.

Para siswa SMPN 3 Lasem tengah memetik bunga mawar di area sekolah

“Kita mulai merancang inovasi yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam bidang lingkungan. Membuat paving dari sampah plastik, sabun dari mawar dan obat nyamuk dari serai, ” ungkapnya.

Erna menuturkan bahwa disekolahnya membudidayakan bunga mawar dan serai di sekolah. Sehingga lebih mudah untuk pembelajaran anak didik , selain unsur inovasinya.

Selain itu, sekolah ini juga berupaya mengurangi sampah dengan membuat kantin yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Sekolah (BUMS). Kantin ini akan menggunakan bahan makanan yang aman dan sehat serta mengurangi penggunaan bungkus dari bahan non-organik.

Untuk maju ke tahap seleksi ASEAN Eco School, ada enam aspek atau indikator yang harus dipenuhi oleh sekolah adiwiyata, termasuk kebersihan, pengolahan sampah, penanaman dan pemeliharaan pohon, konservasi energi, konservasi air, dan inovasi. Dengan persiapan yang matang dan inovatif ini, SMPN 3 Lasem berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Kami juga menjalin kerjasama dengan pihak- pihak terkait, termasuk mendampingi sekolah- sekolah yang masih berstatus adiwiyata kabupaten, provinsi dan nasional. Kami juga meningkatkan sosialisasi tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) kepada masyarakat sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan pengolahan sampah yang baik, ” pungkasnya. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version