Pemerintah Kabupaten Rembang

Pertumbuhan Pabrik Padat Karya di Rembang Menciptakan Ribuan Lapangan Kerja Baru

Jumlah pabrik padat karya di Kabupaten Rembang mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Hal ini membawa kabar baik dengan melimpahnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat kota garam.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Rembang, Budiyono, mengungkapkan pada Kamis (18/7) bahwa salah satu pabrik baru yang didirikan tahun ini adalah pabrik Djarum. Pabrik rokok ini memperluas operasinya di Desa Landoh, Kecamatan Sulang, dengan lahan seluas 1 hektar dan memerlukan 1.000 tenaga kerja.

Pabrik Djarum di Landoh mulai beroperasi sejak pertengahan Juni dengan mempekerjakan 500 tenaga kerja dari pabrik Djarum di utara pasar induk Rembang, sehingga masih membutuhkan tambahan 500 pekerja.

“Rencana projeknya itu 1.000 (pekerja), karena tenaga kerja yang ada di pabrik djarum sebelumnya dipindahkan ke pabrik Landoh kira-kira ada 500 orang. Karena di lokasi yang lama tidak bisa dikembangkan (areanya). Kemudian yang sebagian sisanya akan mempekerjakan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Selain di Landoh, Djarum juga mendirikan pabrik di Desa Tireman, Kecamatan Rembang, dengan lahan seluas 2 hektar dan memerlukan 2.000 tenaga kerja. Saat ini, pabrik tersebut sedang dalam proses konstruksi dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada bulan Oktober.

“Ini sudah on going (sedang proses) konstruksi sudah 60% saya kira, jadi tinggal finishing dan nanti estimasi akan dioperasionalkan di bulan Oktober,” bebernya.

Selain itu, investasi asing dari Tiongkok juga akan mendirikan pabrik garmen pembuatan kain korden di dekat pabrik sepatu PT. Parkland World Indonesia (PWI), dengan lahan tahap pertama seluas 10 hektar. Proses perijinan sedang diajukan di kementerian terkait.

“Kebutuhan lahan 10 hektar itu sudah dikuasai seluruhnya dan ini sedang berproses untuk perijinan. Karena ini PMA, seluruh perijinannya ada di Kementerian. Mulai dari ijin lokasi, persetujuan lingkungan, dan ijin industrinya. Sedangkan kami hanya mendapatkan otoritas atas kewenangan pendirian gedung dan bangunannya,” jelasnya.

Budiyono menambahkan bahwa pertumbuhan tiga pabrik padat karya di tahun ini membantah isu bahwa Kabupaten Rembang tidak diminati investor. Sejumlah daya tarik seperti harga tanah yang terjangkau dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang kompetitif justru menarik minat para investor. (re/rd/kominfo)

Exit mobile version