Pemerintah Kabupaten Rembang terus berupaya mempromosikan batik tulis Lasem. Salah satunya melalui event Metamorfosa Batik Tulis Lasem Persembahan Untuk Negeri dihalaman kantor Bupati Rembang Sabtu malam (03/11/2018).
Acara yang digagas oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Rembang menampilkan empat katagori lomba. Diantaranya, lomba membatik tulis Lasem, lomba fashion batik Lasem, lomba desain batik tulis Lasem, dan lomba karnival batik Lasem. Selain untuk umum, lomba tersebut juga ada katagori untuk anak usia SD, SMP, dan SMA.
Tak ketinggalan, para istri pejabat ikut naik keatas panggung dengan mengenakan balutan kain batik tulis Lasem, yang sudah didesain indah. Apalagi aksi istri Wakil Bupati Rembang H.Bayu Andriyanto yakni Hj
Vivit Bayu Andriyanto dengan seperti layaknya model fashion show.
Aksinya dengan menggendong anak kesayangannya diatas stage juga mendapat upplouse dari penonton yang hadir. Busana batik yang dikenakan memperlihatkan batik yang kekinian yang cocok dipakai oleh semua umur.
Wakil Bupati H Bayu Andriyanto saat memberikan sambutan mengatakan Pemkab memberikan apresiasi kepada kegiatan yang bertujuan pengembangan batik yang menjadi identitas Kabupaten Rembang.
“Jadi alangkah berbahagianya kita beri applous untuk ibu forkopimda yang sudah tadi menyajikan penampilan fashion show. Saya setuju dengan kegiatan ini, nanti dilombakan malah bagus dengan semua kepala dinas. Saya pertama mewakili beliau Bapak Bupati yang kesempatan malam hari ini tidak bisa hadir karena ada agenda. Atas nama pemerintah Kabupaten Rembang tentu kegiatan ini kegiatan ivent yang tujuannya pengembangan dari pada identitas karakter daerah. Kegiatan membatik, desain, ada perlombaan tingkat SD, atau jenjang yang lain ini kekayaan yang luar biasa yang tidak semua Kabupaten punya. Ini identitas bangsa, akulturasi, kata Wabup.
Saat ini, ada hal yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu terbatasnya jumlah pengrajin batik. Jika tidak dilestarikan, maka akan tergerus perkembangan jaman, dan teknologi. Oleh karena itu, Pemkab akan bekerjasama dengan para pengusaha batik untuk melakukan pembinaan SDM, dan pemasaran.
“Saya tadi melihat Video, perkembangan dinamika yang ada sulit kita temui lagi pengrajin batik, pembinaan lewat dinas terkait generasi ini kalau tidak kita lestarikan pada akhirbya nanti akan tergerus perkembangan jaman dan teknologi. Maka sudah seyogyanya pemerintah melakukan pembinaan dan bekerjasama dengan para pelaku UMKM khususnya pengrajin batik agar semakin bertambah. Untuk melakukan tidak hanya soal jualan batiknya saja tapi strategi pembinaan SDM yang sifatnya untuk bagaimana identitas dari batik khususnya di Kabupaten Rembang ini,”tambahnya.
Selain itu, pembinaan generasi milenial, oleh semua komponen harus disatukan untuk mewujudkan perkembangan sektor pariwisata dan UMKM di Rembang, dengan memanfaatkan media sosial sebagai wahana promosi yang sangat murah. Belum lagi, Kabupaten Rembang saat ini menjadi tujuan wisata, oleh karena itu pengembangan rest area perlu dilakukan seperti kabupaten Semarang, dan Banyuwangi yang secara geografis mirip dengan Rembang.
“Yang kedua pembinaan kaum milenial, semua komponen harus disatukan wujud dalam satu tujuan yaitu memanfaatkan perkembangan jaman lewat media sosial. Ini harus kita ikuti perkembangan ini, untuk kita manfaatkan dari segi promosi wisata, UKM kita. Oleh karena itu hari ini pemerintah Kabupaten akan terus berbenah tidak hanya berbicara soal kabupaten, tetapi kita harus siapkan tempat rest area, untuk pengembangan UMKM, karena Kabupaten Rembang sudah mulai banyak di kunjungi orang. Perencanaan-perencanaan inilah kita akan lakukan untuk membuat satu planning kedepan karena saya melihat perkembangan di beberapa rest area kabupaten atau kota hari ini paling dekat Semarang, secara geografis paling mirip Banyuwangi, ini sudah berbenah membuat perencaan sampai finish. Plot-plot area, tempat-tempat khusus untuk menjadi satu area dari pada wisata. Karena kita memungkinkan untuk itu. Bahkan disana telah mempersiapkan event agar orang tertarik untuk melakukan kunjungan satu atau dua kali. Tetapi paling tidak bisa sifatnya rutinan setiap minggu,” bebernya.
Meski tidak mudah melakukan semua itu, namun ada beberapa catatan untuk perbaikan. Tetapi setidaknya dengan event tersebut dapat mempromosikan kabupaten Rembang menjadi terkenal.
” Saya melihat event ini menjadikan pijakan karena kemarin saya menghadiri acara yang di Jakarta, disana para pelaku batik diajak ke Jakarta. Catatan-catatan memang tidak semudah itu, tapi setidaknya menjadikan promosi ini semakin dikenal. Tapi event ini penguatan pengembangan secara kedepan. Kunjungan wisata tidak hanya soal melihat tempat, tetapi juga proses,” tandasnya.