Sebanyak 100 orang yang berasal dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, TNI, dan Polri termasuk relawan mengikuti pelatihan gabungan penyelematan, evakuasi dan penanganan pengungsi (PEPP) oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah di aula lantai IV Kantor Bupati Rembang, Selasa (11/4/2017).Latihan gabungan yang digelar hingga Rabu (12/4/2017) tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai penanganan bencana di Rembang.
Kasi PEPP BPBD Jawa Tengah Sonny mengatakan, pihaknya memilih kabupaten Rembang untuk latihan gabungan ini lantaran daerah ini masuk kategori minim rawan bencana.
“Berhubung minim rawan bencana, maka warganya juga tidak serta merta tahu akan penanganan bencana. Selain itu, penyelenggaraan latihan gabungan ini juga lantaran ada kabar bahwa tahun kemarin ada banjir di daerah Rembang (Kaliori). Sehingga kita melakukan di sini,” katanya.
Selain Rembang, pihak BPBD Jawa Tengah juga akan menggelar latihan gabungan di Kabupaten Brebes. Sehingga nantinya peserta pelatihan ini bisa menyalurkan ilmunya kepada masyarakat yang ada.
“Kita tahun ini yakni latihan di Rembang dan Brebes. Sebab tahun sebelumnya sudah di Blora, Banyumas, Kebumen. Menurut Pak Gubernur (Ganjar) Jawa Tengah itu dikatakan supermarketnya bencana. Baik itu gempa, sunami banjir dan sebagainya. Sehingga latihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi warga Rembang,” ungkapnya.
Latihan gabungan tersebut dilakukan dengan cara dua tahap. Yakni tahap pertama secara teori dan tahap kedua praktek. Sedangkan dalam latihan ini mendatangkan pelatih dari BPBD Provinsi, TNI, Polisi dan BPBD Rembang.
“Untuk latihannya yakni teori kebencanaan dan yang kedua yakni prakteknya,” ucapnya.
Sementara itu Bupati Rembang Abdul Hafidz mengatakan, penanganan bencana itu ada tiga hal. Yakni penananganan masa kritis, penanganan masa terkendali dan penanganan masa pemulihan.
“Penanganan masa kritis yakni bilamana bencana tersebut belum tertangani ahlinya. Maka masyarakat harus bisa terjun, turun tangan. Oleh sebab itu, ilmu atau pengetahuan latihan gabungan ini nantinya bisa disalurkan kepada masyarakat.”
Sedangkan penanganan masa terkendali yakni penanganan disaat bencana itu sudah ditangani oleh pihak terkait. Baik pemerintah dan lainnya. Sehingga masyarakat bisa ikut serta bahu membahu dan menolongnya. Sedangkan penanganan masa pemulihan yakni penanganan untuk memulihkan suatu kondisi bencana atau juga saling menjaga supaya tidak ada bencana lagi,” pungkasnya.
Kepala BPBD Rembang Suharso, mengutarakan, dengan latihan ini maka akan bisa merubah cara berpikir masyarakat. Yakni bisa saling membantu, bisa saling bahu membahu menanggulangi bencana di lingkungannya masing masing.
Sejauh ini kesadaran masyarakat untuk membantu para korban bencana di Rembang sangat bagus. Banyak organisasi kepemudaan dan lainnya peduli dan bertindak cepat bersama-sama dengan pemkab dalam penanganan paska bencana.