Pada 1 Juni sampai 31 Juli 2023 mendatang, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menggelar sensus pertanian. Sebanyak 600an petugas pencacah mengikuti pelatihan selama tiga hari di salah satu hotel di Rembang, dimulai pada Senin 22 Mei 2023 ini.
Dalam kesempatan itu Bupati Rembang H.Abdul Hafidz yang hadir memberikan pengarahan secara langsung meminta sebagai petugas pencacah harus bekerja dengan benar , mencatat sesuai dengan kenyataan di lapangan dan tidak ada unsur mengada- ada data. Pasalnya data yang diperolah nantinya menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pemerintah.
“Pencacah ini harus mencatat secara riil, tidak mengada- ada. Sehingga nanti kami di dalam mengambil kebijakan atas dasar data dari BPS tepat, kuncinya disitu, ” ungkapnya.
Bupati menegaskan setiap pengambilan kebijakannya dipastikan merujuk dari data BPS. Sehingga keakuratan data dari BPS sangat penting, ketika datanya saja tidak sesuai kenyataan maka dipastikan kebijakan yang diambil juga tidak tepat.
“Saya itu mengambil kebijakan pasti ambil data dari BPS , baik itu pendidikan, kesehatan, jalan hingga perekonomian. La kalau sampeyan nyatatnya leda- lede (sembarangan-red) bagaimana kebijakan saya bisa sukses,” tegasnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rembang Teguh Iman Santoso menambahkan masing-masing petugas dilatih selama 3 hari, ada kelas malam dan tugas mandiri. Harapannya mereka memiliki kemampuan yang mumpuni dalam melaksanakan tugasnya nanti.
Sensus Pertanian ini dilakukan 10 tahun sekali, terakhir tahun 2013 lalu. Ada 7 sub sektor yang menjadi cakupan, ulai ketahanan pangan , holtikultura, perkebunan, perikanan ,kelautan, kehutanan dan jasa pertanian.
“Ada tambahan informasi yang harus disampaikan di SDgs tingkat dunia. Perbedaan dari sensus pertanian 2013 lalu, kali ini ada 10 pertanyaan baru. Seperti pertanyaan keberlangsungan pertanian itu sendiri, kan beberapa sudah banyak yang alih fungsi lahan pertanian jadi bukan pertanian, itukan nanti keprotet disitu, jadi akan ketahuan pertanian mana yang ramah lingkungan, keberlangsungannya panjang dan mana yang bisa ditingkatkan di waktu yang akan datang, ” ungkapnya.
Dalam melaksanakan tugas, pencacah menggunakan sistem door to door , mendatangi setiap rumah warga dan mencari informasi dari petani. Satu petugas ditarget mendata sekitar 600 an rumah tangga. (Mif/Rud/Komi