Pemerintah Kabupaten Rembang terus mengupayakan predikat Kabupaten/Kota Sehat (KKS) 2025 dengan target penghargaan tingkat Swasti Saba Wiwerda. Upaya tersebut ditunjukkan melalui tahapan verifikasi lanjutan yang digelar secara daring bersama tim verifikator pusat di lantai 4 Gedung Setda Rembang, Selasa (26/8).
Bupati Rembang, Harno, menyebut momentum ini menjadi kesempatan penting bagi daerah untuk meneguhkan komitmen dalam mewujudkan Kabupaten Sehat.
“Partisipasi ini menjadi momentum penting bagi kami untuk menunjukkan komitmen dalam mewujudkan Kabupaten Sehat yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan penilaian mandiri, Kabupaten Rembang telah melaksanakan sembilan tatanan KKS secara terstruktur dan kolaboratif dengan melibatkan lintas sektor, masyarakat, dunia usaha, serta akademisi. Tahun ini, Pemkab mengusulkan kategori Wiwerda dengan harapan hasil verifikasi pusat sejalan dengan capaian yang telah dilaksanakan.
Sejumlah prestasi dipaparkan, di antaranya penurunan angka kematian ibu, eliminasi malaria, penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok, pengelolaan sampah berbasis TPS 3R, sekolah adiwiyata, dan pasar sehat ber-SNI. Rembang juga berhasil meraih predikat Kabupaten Layak Anak kategori Nindya serta Anugerah Parahita Ekapraya kategori Utama.
Selain capaian tersebut, Pemkab Rembang menonjolkan berbagai inovasi seperti program TELPONI AKI/AKB, RAGA GENTING, Kabeh Marem STBM, Rempah, Adiwiyata, serta sejumlah inovasi di bidang perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Seluruh program dinilai memberi dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dalam kesempatan itu, tim verifikator pusat memberikan sejumlah catatan, salah satunya terkait perbaikan data prevalensi stunting. Data 2023 menggunakan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI), sementara tahun 2024 berbasis Survey Status Gizi Indonesia (SSGI). Meski demikian, Pemkab Rembang tetap optimistis hasil verifikasi dapat mendukung raihan penghargaan Swasti Saba Wiwerda.
“Kami berharap verifikasi lanjutan ini memberikan hasil terbaik bagi Kabupaten Rembang, sekaligus memperkuat komitmen bersama untuk meraih penghargaan Swasti Saba tahun ini,” imbuh Bupati Harno.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, menegaskan pihaknya siap melengkapi kekurangan sesuai catatan verifikator. Ia juga menyebut penilaian tahun ini untuk pertama kalinya dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi Pemantauan Kabupaten/Kota Sehat (Sipantas).
“Termasuk data-data yang mungkin belum sesuai dengan aplikasi atau dibutuhkan data pendukungnya akan kami perbaiki,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofi’i, menuturkan untuk data prevalensi stunting, Pemkab menggunakan E-PPGBM saat mengunggah dokumen ke Sipantas karena data SKI dan SSGI belum tersedia.
“Sehingga kita menggunakan data yang ada dulu yang selama ini kita pakai untuk bekerja. Hal-hal seperti itulah yang nanti akan kita lengkapi dalam penyesuaian ini,” terangnya.
Ia memastikan tidak ada kendala serius dalam pemenuhan catatan dari tim verifikator. Secara nilai, Kabupaten Rembang sudah meraih skor di atas 80, sesuai syarat meraih penghargaan Swasti Saba Wiwerda.
“Dari pusat sudah mengapresiasi, semoga kita bisa mendapatkan predikat itu. Tahun 2027 tadi Pak Bupati meminta seluruh Kepala OPD berkomitmen agar penghargaan ini dipertahankan bahkan ditingkatkan ke predikat lebih tinggi, Swasti Saba Wistara,” pungkasnya. (re/rd/kominfo)