Pemerintah Kabupaten Rembang

Rembang Innovation Award 2022,  10 Nominator Persentasi Depan Juri

10 Nominator program inovasi daerah tahun 2022 telah melakukan persentasi di depan para dewan juri di ruang kerja Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’, Rabu (7/12/2022). Tiga dewan juri Wabup Hanies, Drs. Sarto Hanto Prijono dari Bappeda Provinsi Jawa tengah dan khusus DR. Laila Kholid Alfirdaus, Dosen Fisip UNDIP Semarang melalui virtual.

Masing-masing nominator memiliki waktu 10 menit untuk memaparkan program inovasinya. Kemudian ada waktu 20 menit untuk tanya jawab dengan dewan juri.

Lurah Leteh Kecamatan Rembang  Diyono menjelaskan program layanan warga yang diberi nama Kopi Lelet Mantap, kepanjangannya aplikasi portal pelayanan publik online kelurahan Leteh mudah cepat dan tanggap. Dimana dengan layanan tersebut bertujuan agar memberikan layanan kepada warga yang cepat, mudah dan murah

“Warga cukup mengirim foto, surat pengantar dan berkas lainnya ke layanan nomor whatsapp kami dari rumah, kemudian operator kami memproses. Jadi kalau surat sudah jadi warga baru ke kantor kelurahan, ” terangnya.

Sementara itu Sekretaris Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB), Budi Setiasih  menjelaskan dua program inovasinya yaitu Kota Kawis (konseling nasehat perkawinan dan dispensasi nikah) dan Istri mantap (industri rumahan mandiri tanggap).

“Program ini bekerjasama dengan pengadilan agama , dimana pemohon dispensasi nikah ini yang usia calon pengantinnya di bawah ketentuan perundang- undangan di bawah 19 tahun. Kita memberikan konseling dan surat keterangan yang menjadi salah satu syarat mengajukan permohonan nikah melalui sidang dispensasi di pengadilan agama,” tuturnya.

Budi Setiasih menambahkan dengan adanya proses tersebut diharapkan ada calon mempelai yang menunda pernikahan. Sehingga dapat menurunkan angka pernikahan anak di Rembang.

Menurut Drs. Sarto Hanto Prijono dari Bappeda Provinsi Jawa tengah usai proses persentasi, bahwa inovasi yang dibuat oleh nominator sudah mempu menjawab permasalahan yang ada. Namun ada yang masih perlu diperbaiki lagi.

“Ada inovasi yang sudah menonjol, ada juga yang masih perlu di push. Agar permasalahan yang ada di Rembang bisa teratasi dengan baik.”

Wabup Hanies usai penjurian mengungkapkan bahwa semua OPD memang didorong untuk membuat inovasi. Bukan karena adanya lomba saja , tetapi juga diterapkan.

“Ini sudah lumayan , artinya kinerja dan inovasi dari lembaga pemerintahan  sudah cukup bagus. Penekanan saya tadi soal tindak lanjut dan keberlangsungannya yang mesti dipertahankan, ” ungkapnya.

Ada 10 nominator dari 27 peserta yang lolos ke tahapan persentasi. 10 Nominator itu adalah, Inovasi Pakde mono (desa Mojowarno), Terasa Lur (pelayanan tera/tera ulang ke desa dan kelurahan) Dindagkop UKM, Istri mantap (industri rumahan mandiri tanggap) Dinsos PPKB, Kota Kawis (konseling nasehat perkawinan dan dispensasi nikah) Dinsos PPKB
, Simnangkis (sistem informasi penanggulangan kemiskinan) gerbang gemilang Bappeda, Kopi lelet mantap (aplikasi portal pelayanan publik online kelurahan Leteh mudah cepat dan tanggap) kelurahan Leteh,  Bumdesma si kompak dari Dinpermades, Elang mas (e collecting layanan masyarakat) PT. BPR BKK Lasem , Sumber di centing (kecamatan sumber sinergi cegah stunting) Kecamatan sumber  dan Canting batik cegah dan atasi stunting pada bayi dan balita titik) puskesmas Lasem.

Lomba Inovasi Daerah atau Rembang Innovation Award ini digelar untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dari masing- masing  OPD. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version