Mulai 2024 Kabupaten Rembang terpilih sebagai sampel pengamatan inflasi Nasional bersama 149 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Statistik (BPS) Kabupaten Rembang, Teguh Iman Santoso saat Focus Group Discussion (FGD) Memahami Inflasi Kini dan Nanti di Hotel Fave Kamis (14/12/2023).
Iman menyampaikan, di Jawa Tengah ada 9 Kabupaten/Kota yang menjadi sampel pengamatan inflasi nasional di 2024. Meliputi Kabupaten Wonosobo, Wonogiri, Rembang, Cilacap, Purwokerto, Kudus, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Tegal.
“Di Jawa Tengah kita menjadi salah satu titik pengamatan apakah pergerakan barang-barang di Indonesia seperti apa. Kita menjadi salah satu objek penelitian,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan, selama ini Kabupaten Rembang masih bergabung dengan Kabupaten Kudus dalam pengamatan inflasi nasional. Sehingga pengamatan inflasi hanya dominan menggambarkan kondisi di Kabupaten Kudus. Namun tahun depan, Kabupaten Rembang akan dilakukan pengamatan secara mandiri.
“Mudah-mudahan dengan adanya indikator ini kita bisa mengeksekusi kebijakan yang diperlukan. Dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak menggambarkan kondisi di Kabupaten Rembang,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang, Fahrudin mengungkapkan dengan ditetapkannya Rembang sebagai sasaran sampel pengamatan memberikan banyak manfaat. Salah satunya inflasi lebih bisa terkontrol.
“Nah ada lagi keuntungan menjadi sasaran pengamatan inflasi , ada reward yaitu insentif fiskal. Kalau dulu (Kudus dapat insentif-red) Rp.10 miliar mungkin besok (Rembang-red) bisa Rp. 20 miliar, ” tuturnya.
Terkait data inflasi Kabupaten Rembang di tahun 2022 sebesar 2,5 persen. Kemudian di tahun 2023 inflasi sebesar 1,19 persen sampai 1,65 persen.
“Kalau melihat data tersebut, maka Kabupaten Rembang tingkat inflasinya masih dalam tingkat rendah. Tapi kalau terlalu rendah juga tidak bagus. Karena kemampuan belanja masyarakat akan berdampak pada IPM (Indek Pembangunan Manusia),” pungkasnya.(Mif/Rud/kominfo)