Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, telah memetakan daerah rawan bencana. Daerah yang diprediksi rawan bencana berada di Kecamatan Sluke, Sale dan Kecamatan Pancur karena berpotensi tanah longsor.
Hal itu dikatakan oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz, seusai Apel Siaga Bencana, di Halaman Gedung Bupati Rembang, Hari Jum’at (29/10/2021).
Namun demikian Bupati mengatakan setelah melihat musim kemarau yang tidak terlalu panjang, kemungkinan keretakan tanah akibat guyuran hujan diprediksi tidak terlalu bahaya.
“Tapi InsyaAllah kalau melihat kondisi kemarau ini, panasnya tidak terlalu tinggi. Sehingga keretakannya tidak kelihatan. Biasanya kalau kemaraunya panjang, tanah retaknya kelihatan. Jika hujan ini bahaya,” jelasnya.
Bupati menuturkan untuk mengatasi dan menangani daerah rawan bencana, Pemkab Rembang, telah membentuk Posko penanganan bencana.
Sedangkan saat melihat-melihat peralatan yang ikut dipajang di halaman kantor Bupati. Ada satu peralatan yang menarik perhatian, yakni semacam pelampung berbentu seperti kapal dan dilengkapi perangkat elektroniknya.
Kepala unit Perawatan dan Perbaikan kapal Satpolair Polres Rembang, Aipda Edy Darnanto menuturkan alat tersebut adalah pelampung modern. Alat penolong bencana modern dari luar negerri menggunakan remote kontrol dengan jangkauan kendali hingga 500 meter.
“Pelampung ini kita lepas ke air. Biasanya di laut. Jadi, tidak dari Kapal kita buang. Kita tolong korban. Pada saat korban masih dalam keadaan sadar. Maka, kita tidak perlu pakai lagi penolong yang dalam keadaan sadar. Tapi kita buang ke laut, kita arahkan dengan remote kontrol. Ini baru menuju korban. Korban naik dalam keadaan sadar. Kita tarik ke kapal,” imbuhnya.
Edy menyebutkan kapasitas itu pelampung bisa digunakan untuk 2 orang. Sehingga kalau korban pingsan, pelampung membutuhkan 1 orang untuk membantu menaikkan sampai ke tempat evakuasi.
Pelampung bertenaga tenaga baterai yang dimiliki tim penanganan bencana itu saat ini ada 2 unit. Alat tersebut merupakan bantuan dari Mabes polri.(Mif/Rud)