Pemerintah Kabupaten Rembang

Resmi, Rembang Miliki Enam Duta untuk Tingkatkan Budaya Literasi

Kabupaten Rembang kini memiliki enam Duta Literasi yang siap memajukan budaya literasi. Hal ini ditandai dengan digelarnya grand final pemilihan Duta Literasi di pendapa museum RA Kartini Rembang pada Senin (20/5/2024).

Juara pertama diraih oleh Anggita Maharani dari SMAN 3 Rembang, diikuti oleh Ahmad Saiful Ade dari Universitas YPPI Rembang sebagai juara kedua, dan Nisrina Adini dari SMAN 1 Rembang sebagai juara ketiga. Juara harapan pertama diraih oleh Zefania Modesty dari SMAN 1 Lasem, juara harapan kedua oleh Bulan Dwi Kurniasari siswa SMKN 1 Rembang, dan juara harapan ketiga oleh Sabilah Ghoyatul Muna dari MA Mu’alimin Mualimat.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Rembang, Achmad Sholchan, mengungkapkan bahwa keenam finalis ini merupakan yang terbaik dari 78 pendaftar. Meskipun dipilih juara 1 sampai harapan 3, semuanya akan digandeng  untuk meningkatkan budaya literasi di Kota yang terkenal dengan Batik Tulisnya ini.

“Mereka semua duta literasi, keenam – enamnya kami ajak berkampanye (kampanye literasi- red). Setelah ini kami ajak mereka diskusi , bersinergi, ” ungkapnya.

Sholchan menegaskan event pemilihan Duta ini bukanlah akhir, tetapi awal perjuangan dalam meningkatkan budaya literasi di Rembang.

Sementara itu Bunda Literasi Kabupaten Rembang, Hasiroh Hafidz menuturkan upaya meningkatkan budaya literasi ini tak lain bertujuan agar masyarakat semakin cerdas.

“Perkembangan zaman yang pesat ini harus diikuti oleh literasi yang baik, gemar membaca. Ini pijakan pertama untuk menjadikan gemar membaca ke jenjang berikutnya, sekali lagi ini gerakan sehingga harus bersama- sama  dan kompak. ”

Anggita Maharani mengaku bersyukur terpilih menjadi juara 1 Duta Literasi. Perjuangannya selama ini dalam mempersiapkan diri berkompetisi di ajang pemilihan duta Literasi akan dilanjutkan bersinergi dengan Pemkab Rembang.

Dalam sesi unjuk bakat, Anggita menampilkan story telling sejarah dari Kota Surabaya. Ia menceritakan asal usul Surabaya itu dengan wayang kertas karakter Sura (Ikan Hiu) dan Boyo Buaya menggunakan bahasa Inggris. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version