Wilayah yang terdampak banjir yaitu 6 desa di Kecamatan Kaliori meliputi Desa Wiroto, Meteseh, Maguan, Mojorembun, Tambakagung dan Desa Tunggulsari dan 3 desa di Kecamatan Sumber, Logede , Krikilan, Kedungtulup, Sekarsari, Jatihadi, Logung, serta di Kecamatan Lasem meliputi Desa Jolotundo dan Sumbergirang.
Banjir juga telah merusak 4 jembatan dan merendam satu sekolahan. Kepala Keluarga yang terdampak sejumlah 1.880.
Relawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), satuan tugas penanganan bencana di tingkat kecamatan langsung bergerak membantu warga terdampak. Pemerintah dan beberapa organisasi juga turun membantu membagikan makanan kepada warga terdampak.
Pada Minggu (16/10/2022), Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz dan Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ didampingi Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sri Jarwati, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Gantiarto itu membagikan sembako dan membedah Rumah Tidak Layak Huni.
Bupati mengatakan kedatangannya ke lokasi bencana di Desa Wiroto, Kecamatan Kaliori bersama rombongan untuk memastikan musibah bisa segera ditangani dengan cepat dan mengantisipasi banjir agar tidak terjadi lagi.
Ini apabila tidak ditangani, akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas air, yang dimungkinkan hujan turun lagi, akan menyebabkan hal yang sama,” imbuhnya.
Terkait longsor di dekat Jembatan Dusun Ndukoh Desa Wiroto, Menurut Bupati akan disampaikan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Pasalnya, penanganan sungai di sepanjang Waduk Randugunting yang memanjang dari Kecamatan Sumber dan Kecamatan Kaliori merupakan kewenangan BBWS.
Abdul Hafidz berharap akan ada pengerukan sungai dari Desa Kedungtulup Kecamatan Sumber sampai Desa Tunggulsari Kecamatan Kaliori. Sehingga jika ada hujan di hulu tidak menyebabkan banjir di hilir.
Banjir di Rembang barat menurut Bupati sudah menjadi kejadian rutin di 3 tahun terakhir ini. Hal itu dipicu adanya pendangkalan di Bendungan Kedungsapen, Desa Jatihadi, Kecamatan Sumber.
Kalakhar BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati mengungkapkan sebagai bentuk antisipasi agar bencana alam ini tidak terulang, pihaknya bersama-sama masyarakat, relawan, TNI/ Polri dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membersihkan rumpun bambu yang tersangkut di kaki penopang jembatan.
Kita mengajak OPD terkait, mengadakan kerja bakti membersihkan sangkrah dapuran bambu. Karena itu ada beberapa dapuran bambu yang menyumbat jembatan antar desa,” tandasnya. (Mif/Rud/Kominfo)