Pemerintah Kabupaten Rembang

Setelah Pemkab, Giliran Pemrpov Beri Insentif Guru Madin

Ribuan ustadz dan ustadzah yang merupakan guru Madrasah Diniyah (Madin) dan TPQ seluruh Kabupaten Rembang Senin pagi (7/4/2019) menerima pembagian insentif dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Bertempat di pendapa kompleks Museum Kartini, 7.695 ustadz/ustadzah di Kabupaten Rembang menerima buku tabungan yang nantinya akan digunakan sebagai sarana pencairan uang insentif yang diberikan, karena penyaluran dana dilakukan dengan cara non tunai.

Adapun rincian 7.695 guru yang mendapatkan bantuan terdiri 4.729 guru madin, 406 guru pondok pesantren, dan 2.560 guru TPQ. Mereka akan mendapatkan insentif sebesar Rp 1,2 juta/tahun. Atau sekitar Rp 170 ribu perbulan,

Menurut Kepala Kementerian Provinsi Jawa Tengah Farkhani mengatakan, insentif yang diberikan bukan hanya untuk guru Madin di Rembang, tetapi seluruh Jawa Tengah.

Pemberian insentif merupakan bentuk perhatian dari Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin, dengan cara mengalokasikan anggaran Rp 205 miliar dana hibah. Yang di peruntukan untuk memberikan bantuan ustadz dan ustadzah seluruh Jawa Tengah.

Bentuk perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan cara pemberian insentif juga sudah dilakukan sejak sebelum tahun 2019. Namun tahun ini jumlahnya ditambah.

Farkhani mengaku, jika Kakanwil Provinsi Jawa Tengah, sudah mendatangi nota kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait penyaluran dana insentif para ustadz dan ustadzah.

“Bantuan dari Pemerintah Provinsi bersumber dari APBD Provinsi, maka harus dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itulah kita memanfaatkan waktu yang telah diberikan maka prosesnya harus dihibahkan untuk kakanwil daerah. Disalurkan itu dari Kanwil Kementerian agama Provinsi Jawa tengah sudah menerima hibah dari Bapak Gubernur, yang hibah itu dituangkan dalam MPHD yaitu nota perjanjian antara Gubernur sudah tanda tangan. Dari Kakanwil Jawa Tengah sudah ikut tanda tangan bertanggung jawab untuk mendistribusikan kepada ustadz dan ustadzah,” jelasnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengungkapkan jumlah guru Madin di Kabupaten diperkirakan mencapai 10 ribu orang. Pasalnya masih banyak Madin yang belum terdaftar , seperti belum memiliki ijin operasionalnya.

Awalnya pemprov menganggarkan Rp. 330 milyar , namun hanya terserap 205 milyar setelah adanya validasi lembaga Madin.

“Maka kami mendorong kita ingin nambahi 330 milyar agar lebih dirasakan masyarakat. Selain insentif, pemprov juga memberikan bantuan anggaran infrastrukturnya, ini diluar insentif ini, minggu kemarin kita kumpulkan , pondok pesantren, tempat ibadah , pendidikan keagamaan untuk penerimaan bantuan dari pemprov anggaran 2019 semoga 2020 bisa kita tingkatkan,” ungkapnya.

Bupati Rembang H Abdul Hafidz dalam kesempatan itu mengatakan, di Kabupaten Rembang sudah berjalan program yang hampir sama. Yakni, setiap guru Madin mendapatkan Rp 209 ribu perbulan.

Namun demikian, pada 2019 ini Pemkab akan melakukan kajian program tersebut. Yang semula setiap guru mendapatkan Rp 200 ribu perbulan, maka tahun ini Rp 200 ribu akan diberikan kepada setiap guru yang mengajar 30 murid di Madrasah Diniyah.

“Silaturahmi antara Gubernur dan ustadz ustadzah dalam forum ini. Sosialisasi dan motifasi dalam pendidikan Diniyah yang kita cintai. Saya berterima kasih kepada bapak-bapak semuanya yang telah membina para pengelola madrasah. Saya tidak menyangka kalau Bapak Wakil Gubernur dan Kakanwil hadir. Sejak tahun 2000 di Rembang sudah melaksanakan kegiatan dan program madrasah Diniyah. Salah satunya guru Madin mendapatkan uang Rp 200 ribu perbulan. Itu prosesnya, kita dulu perguru madrasah, tapi kita rumuskan per 30 murid Rp 200 ribu. Tahun depan kita naikkan lagi,” kata Bupati.

Pembagian rekening untuk 7.695 ustadz dan ustadzah dilakukan secara simbolis yang dihadiri 2000 orang. Pembagian selanjutnya akan dilakukan dimasing-masing kecamatan oleh Kementerian Agama Kabupaten Rembang, bersama bank yang menjadi mitra penyalur anggaran.

Exit mobile version