Stok elpiji 3 kilogram di wilayah kabupaten Rembang masih dalam kondisi aman, termasuk di wilayah kecamatan Rembang.
Hal itu terungkap saat rapat koordinasi antara Pemkab Rembang, Pihak SPBE, para agen dan pihak kepolisian yang dipimpin Asisten Ekbang dan Kesra Sekda Rembang, Abdullah Zawawi di ruang rapat Bupati Rembang, Kamis (7/9/2017).
Rapat tersebut digelar sebagai bentuk respon cepat Pemkab terkait keluhan sulitnya membeli elpiji 3 kg yang disampaikan salah satu pedagang kaki lima, Rabu (6/9/2017) kemarin. Dari hasil rakor diketahui itu bukan representasi yang menunjukkan kelangkaan elpiji 3kg di kabupaten Rembang secara keseluruhan.
Kabag Humas Setda Rembang, Kukuh Purwasana seusai rakor mengatakan dari hasil rakor dengan pihak terkait seharusnya tidak ada kelangkaan di lapangan. Dilihat dari sisi produksi elpiji 3kg dari SPBE cukup, yaitu sekitar 392 ribu tabung lebih atau 1,1juta kg lebih perbulan, sedangkan kebutuhan rata- rata perbulan 250 ribu tabung.
“Pemkab bersama-sama dengan agen dan produsen selalu berkomitmen untuk mengatasi segala gejolak yang terjadi terkait elpiji termasuk jangan sampai ada kelangkaan. Di lihat dari sisi produksi dari SPBE cukup, Agen ke pangkalan juga dinilai sangat mencukupi. Dan keluhan salah satu pedagang itu tidak mewakili Rembang secara keseluruhan, itu kemungkinan disebabkan karena keterlambatan atau tidak tersedianya barang ketika dibutuhkan,”ujarnya.
Namun demikian segala keluhan sekecil apapun akan segera direspon oleh Pemkab dan pihak terkait. Beberapa langkah yang diambil diantaranya masing- masing agen akan langsung melakukan monitoring dan evaluasi ke pangkalan yang menjadi kewenangannya masing- masing.
“Harapannya pangkalan ini tidak menjual ke pengecer, agar kebutuhan konsumen tercukupi terlebih dulu. Karena hal ini disinyalir menjadi salah satu penyebab adanya keluhan dari pedagang tersebut,”terangnya.
Lebih lanjut Kabag Humas menghimbau pihak- pihak yang seharusnya tidak memakai gas elpiji bersubsidi tidak membeli elpiji bertabung hijau itu. Baik usaha skala besar, seperti peternakan , pengusaha batik, termasuk jajaran PNS dihimbau bisa beralih ke bright gas 5,5 kg.
Selain itu, pangkalan yang mendapat jatah “gemuk” akan dikurangi. Selanjutnya jatahnya dialokasikan ke daerah- daerah lain yang mengalami kekurangan suplai elpiji 3 kg.
Sementara itu Pemilik agen elpiji PT Panca Baya Paksi , Sutejo mengungkapkan terkait pangkalan yang mengabaikan himbauan untuk tidak menjual ke pengecer akan diberi sanksi. Sanksi mulai dari pengurangan alokasi sampai dengan penutupan pangkalan.
“Sanksinya mulai dari pengurangan alokasi sampai pemutusan. Dan alokasinya dipindah ke pangkalan yang lebih dapat dipercaya,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan dalam waktu dekat ini Pertamina akan memberikan tambahan fakultatif elpiji 3kg. Namun untuk besarannya masih belum pasti, jika dirasa masih kurang maka pemkab bisa mengajukan tambahan kembali ke Pertamina.