Pemerintah Kabupaten Rembang

Sukses Kembangkan Melon Premium, Petani Desa Kedungtulup Buka Wisata Edukasi Petik Melon

Kendala gagal panen di lahan terbuka membuat seorang petani di Desa Kedungtulup Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang mengembangkan melon premium dengan sistem greenhouse. Cara tersebut tampaknya berhasil dan sukses dengan hasil panen buah yang cukup melimpah.

Bahkan tempat budidaya melon milik Mohammad Asnawi itu kini menjadi tempat wisata edukasi petik melon. Dirinya mengklaim jika menanam melon dengan sistem greenhouse memiliki sejumlah keunggulan ketimbang dengan cara konvensional.

Salah satunya yaitu perawatan yang mudah dan tidak perlu tenaga serta biaya yang banyak karena pemupukan menggunakan sistem tetes. Berbeda dengan menanam di lahan hamparan yang membutuhkan banyak obat tanaman.

Asnawi menyebut melon premium tidak menggunakan semprotan pestisida maupun insektisida kimia, sebagaimana tanaman melon pada umumnya. Tetapi melon jenis ini semprotannya menggunakan vitamin atau nutrisi.

“Perawatannya tergolong cukup ringan, setiap hari pemupukan sistem tetes. Kalau melon di lahan hamparan kan obatnya banyak sekali, tapi yang melon premium ini semprotannya sangat ringan. Paling seminggu sekali, dengan vitamin atau nutrisi,” bebernya, Selasa (28/5)

Sejak ditanam, lanjut dia, tanaman melon membutuhkan waktu sekitar 70 hari sampai buah siap untuk dipetik. Menurutnya, rasa melon premium lebih manis dan lebih kranci, dibandingkan melon biasa.

“Kalau buah melon dari green house, nggak usah diragukan lagi mas. Lebih manis, lebih legit dan lebih kranci. Begitu sudah mengkonsumsi, dijamin akan ketagihan,” kata Asnawi terkekeh.

Mohammad Asnawi membeberkan green house Endes Farm miliknya berada di samping SD N Kedungtulup. Beragam varietas melon ada di lokasi tersebut, meliputi melon premium, melon intanon (Belanda), sweet net (Thailand) dan merlin (Inggris).

Pengunjung yang datang ke wisata edukasi petik melon ini dipersilahkan memetik dan menimbang sendiri hasil panen dengan harga yang bervariasi, antara Rp 20 – 30 Ribu per Kg.

“Mungkin ada yang bertanya lho kok mahal, karena melon madu biasa rata-rata hanya Rp 10 Ribu per Kg. Tapi ini memang kelasnya berbeda, dari sisi perawatan saja berbeda. Buahnya lebih sehat dikonsumsi,” imbuh mantan anggota DPRD Rembang ini.

Asnawi mempersilahkan masyarakat yang ingin berkunjung segera merapat ke greenhouse Endes Farm. Sebab pengunjung yang ingin petik melon sendiri hanya tersedia beberapa hari sejak Kamis (23/5) kemarin sampai sepekan kedepan.

“Sudah banyak pengunjung yang datang. Kalau nggak kebagian, kelak jika panen lagi, akan kita infokan. Kami juga sangat terbuka apabila ada yang ingin sharing-sharing. Semoga Endes Farm menjadi inspirasi untuk teman-teman yang lain,” pungkasnya. (re/rd/kominfo)

Exit mobile version