Pemerintah Kabupaten Rembang

Tak Hanya Tanam Bakau, Jambore Mangrove 2024 Sajikan Transplantasi Karang Hingga Wayang Bahari

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, 120 siswa sekolah adiwiyata di Kabupaten Rembang melakukan penanaman 150 bibit bakau jenis rhizophora mucronata dan 400 bibit tanaman api-api atau avicennia di Zona Rehabilitasi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Desa Pasarbanggi Kecamatan Rembang baru-baru ini.

Kegiatan penanaman itu merupakan salah satu agenda penyelenggaraan Jambore Mangrove Climate Innovation Generation Program (CIGPro) 2024 di Kabupaten Rembang yang berlangsung dua hari mulai 14-15 September.

Ketua Panitia Jambore Mangrove CIGPro 2024, Achmad Rif’an menyampaikan kegiatan ini dilatarbelakangi adanya rasa keprihatinan terhadap isu lingkungan. Utamanya kerusakan lingkungan di wilayah pesisir akibat abrasi dan erosi yang kerap melanda pesisir Rembang.

Dikatakannya kegiatan ini sekaligus mendukung program Nasional yang ingin mewujudkan Forestry and Other Land Use Net Sink (FOLU Net Sink) pada 2030. Artinya tingkat penyerapan karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya lebih tinggi atau sama dengan tingkat emisi yang dihasilkan pada tahun 2030.

“Tentu saja kita bagian dari masyarakat Indonesia khususnya warga Rembang ikut mendukung dan Rembang Bergerak adalah NGO yang bergerak dibidang sosial budaya dan lingkungan hidup menginisiasi kegiatan Jambore Mangrove 2024 yang mana ini kegiatan pertama di Jawa Tengah,” bebernya.

Dirinya menyebutkan peserta jambore merupakan siswa dari sekolah yang menyandang predikat sekolah adiwiyata tingkat Provinsi maupun Nasional. Selain itu, jambore ini juga diikuti 30 relawan yang terdiri dari kader desa program kampung iklim, kader wanalestari, dan kader Kalpataru.

Selain menanam bibit mangrove, dalam jambore itu juga dilaksanakan sejumlah kegiatan lainnya seperti penanaman lamun, transplantasi karang, pelepasan sawta, pembersihan sampah, bird watching, dan wayang bahari.

“Harapannya adalah bagaimana mereka mampu menduplikasi kegiatan di wilayahnya masing-masing dan di sekolahnya dengan pendampingan guru-guru yang hadir sebagai pendampingnya. Impactnya adalah bagaimana kedepan Kabupaten Rembang mempunyai budaya untuk mencintai lingkungan dan tentu saja indeks lingkungan hidup di Kabupaten Rembang meningkat,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Rembang, Agus Salim mengapresiasi terselenggaranya kegiatan jambore yang pertama kali digelar di Jawa Tengah ini. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa dijadikan kegiatan rutin setiap tahunnya dengan jumlah peserta yang semakin banyak.

“Masyarakat akan lebih terbantu dalam merehabilitasi wilayah pesisir, sehingga perekonomian di Kabupaten Rembang akan lebih meningkat,” tandasnya. (re/rd/kominfo)

Exit mobile version