Ribuan orang memadati Alun-alun Kabupaten Rembang pada Minggu malam (7/4/2024). Mereka menyaksikan dan merayakan tradisi Thong Thong Lek yang kembali digelar dengan meriah di bulan Ramadan tahun kni.
Belasan kelompok bersaing untuk memberikan hiburan terbaik kepada masyarakat. Uniknya, festival ini tidak menggunakan alat musik modern, melainkan instrumen dari bambu, gamelan dan kreasi koreografi yang menawan.
Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz, mengatakan bahwa festival Thong Thong Lek diadakan di alun-alun Rembang tanpa adanya alat musik modern, untuk mengembalikan keaslian tradisi ini. Dia menambahkan bahwa malam ini telah membuktikan bahwa Thong Thong Lek tetap indah tanpa alat musik modern.
Meskipun demikian, Bupati menyebutkan bahwa mungkin saja di tahun-tahun mendatang akan ada kolaborasi dengan alat musik modern, namun tetap berupaya untuk mempertahankan aspek asli tradisi ini. Pemerintah kabupaten akan terus melestarikan tradisi ini dengan lebih baik.
Pada festival Thong Thong Lek tahun 2024 ini, juara pertama diraih oleh Cah Mboleyong dari Desa Sudo, Kecamatan Sulang dengan nilai 2.400. Juara kedua diraih oleh Mbah Joget dari Lasem dengan nilai 2.350, dan juara ketiga diraih oleh Gondorase dari Desa Banyudono, Kecamatan Kaliori dengan nilai 2.250.
Sementara itu, juara harapan pertama diraih oleh New Arkasa dari Desa Karangsekar, Kecamatan Kaliori dengan nilai 2.150, juara harapan kedua diraih oleh Repandec dari Desa Pandean Rembang dengan nilai 1.900, dan juara harapan ketiga diraih oleh Rejeng dari Kelurahan Pacar Rembang dengan nilai 1.850. (Mif/Rud/Kominfo)