Pemerintah Kabupaten Rembang

TPK Harus Miliki Lima Data untuk Tekan Stunting

Puluhan anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) di wilayah Kecamatan Bulu mengikuti orientasi pencegahan stunting di pendapa Kecamatan setempat Senin (5/9/2022). Orientasi tersebut bertujuan agar para Kader TPK dapat menjalankan tugas sebagai garda depan pencegahan stunting secara maksimal.

Kepala Dinas Sosial dan PPKB Subhan menyampaikan data calon pengantin harus dimiliki oleh kader TPK. Jika mereka belum memiliki data tersebut maka disarankan untuk berkoordinasi dengan pihak Kepala Urusan Agama (KUA) setempat.

“Atau yang paling dekat bisa mendapatkan data calon pengantin di pembantu pencatat nikah tingkat desa atau mbah modin. Aturan yang resmi 3 bulan sebelum menikah harus sudah mendaftarkan diri di KUA, ” imbuhnya.

Subhan juga menambahkan tentang pendaftaran pernikahan di KUA harus 3 bulan sebelum acara. Bagi calon pengantin perempuan masa waktu itu untuk mempersiapkan kondisi kesehatannya, salah satunya dari sisi HB harus normal.

Selain calon pengantin, TPK harus memiliki data ibu hamil yang memiliki resiko tinggi dan bayi di bawah 2 tahun , data balita (bayi lima tahun) serta data ibu usai melahirkan. Data- data tersebut menjadi modal TPK dalam menjalankan tugas.

“Nanti panjengan diajak untuk mengolah data. Kami sudah ada data keluarga resiko stunting. Setelah itu nanti panjengan cek mana yang masih masuk dalam keluarga resiko stunting dan mana yang tidak.”

Semua anggota TPK melakukan pelaporan melalui aplikasi Elsimil, aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi edukasi dengan sistem elektronik.

Melihat pentingnya percepatan penurunan kasus stunting, Kadinsos PPKB meminta kader Keluarga Berencana (KB), kader PKK dan bidan untuk meninggalkan ego masing-masing, semuanya bekerja sebagai tim. Pasalnya setelah pelatihan semuanya akan langsung bergerak di lapangan.

Sementara itu Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ menyampaikan terimakasih kepada para TPK yang telah hadir mengikuti orientasi. Hal tersebut sebagai wujud komitmen mereka untuk mencegah adanya kasus stunting.

Wabup menyebutkan TPK merupakan pasukan paling depan, turun langsung di tengah- tengah masyarakat. Memiliki senjata pola komunikasi dalam lingkup paling kecil yaitu keluarga.

“Panjenengan bisa komunikasi sampai ke tingkat RW,RT sampai ke tingkat keluarga. Beda dengan Pak Subhan (Kadinsos), pak Subhan turun ke keluarga yang berpotensi stunting pasti ditanya jenengan sinten, tapi kalau jenengan masuk pasti langsung ada respon dan langsung memberikan informasi dan pendampingan, ” tandasnya.
(Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version