Para petani di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori melakukan panen raya padi pada Selasa (14/2). Bupati Rembang H. Abdul Hafidz bersama Kapolres Rembang AKBP Dandy Ario Yustiawan dan Dandim 0720 Rembang Letkol Czi Parlindungan Simanjuntak menghadiri kegiatan tersebut.
Menurut Ketua Kelompok Tani Nanggala Desa Sidomulyo, Suwarno mengatakanhasil panen kali ini mendapatkan hasil yang menggembirakan. Hasil ini didapatkan dari Analisa Usaha Tani antara pengolahan tanah menggunakan sistem manual atau yang dikerjakan tenaga manusia dengan sistem mekanisasi, memakai alat mesin pertanian. Hasilnya pengolahan memakai alat mesin pertanian (alsintan) lebih besar keuntungannya.
Uang yang didapat dari panen padi dari sistem manual, sebanyak 7,1 ton dikali harga gabah Rp 5.200 kilogram, sehingga total pendapatan Rp 36,9 juta lebih, biaya pengolahan tanah Rp. 17,3 juta lebih. Untung yang didapat petani sebesar Rp 19,5 juta lebih per hektar.
Sedangkan pengolahan lahan menggunakan mekanisasi mulai penggunaan traktor sampai dengan mesin panen atau combine harvest , petani mendapatkan keuntungan lebih banyak yakni sebesar Rp 25 juta lebih per hektar.
“Di masa tanam pertama 2022/ 2023 ini ada perbedaan yang signifikan antara sistem manual dengan sistem alat. Kita ada keuntungan yang manual Rp. 19 juta sekian yang pakai alat Rp.25 juta sekian,” ungkapnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengungkapkan wilayah Kaliori-Sumber memang menjadi salah satu pilar pangan di Kabupaten Rembang. Bupati menambahkan sejak 2016 Pemerintah Kabupaten berkomitmen melakukan modernisasi pertanian. Hal ini dibuktikan dengan mengucurkan bantuan 500 hingga seribu alat mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani. Mulai hand traktor, cultivator, rotary dan combine yang harga mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Agus Iwan Haswanto mengatakan saat ini lahan pertanian di Rembang yang sudah memasuki musim tanam kedua (walik dami) sebanyak 2 ribu hektar. Sedangkan yang belum panen seluas tanam 25 ribu hektar dari 27 ribu hektar lahan tanam MT 1.
“Dari 27 ribu hektar yang sudah panen di Bulan Januari sekitar 500 hektar, sedangkan pada Bulan Februari diprediksi panen sekitar 8.500 hektar dan sisanya 14.500 hektar akan dipanen pada bulan Maret 2023 ini,” imbuhnya.
Bupati dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dalam kesempatan itu juga mencoba mesin panen atau combine harvest dan rotavator dan drone khusus untuk menyemprot pestisida dan transplanter. (Mif/Rud/Kominfo)