Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, berharap dapat mewarisi semangat kebersamaan bela negara dari para pejuang bangsa untuk mengisi kemerdekaan di tengah pandemi covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Rembang, H.Bayu Andriyanto, saat Ngobrol bareng Info Rembang Berbagi (IRB), di Pasar Mbrumbung, Desa Banggi, Kecamatan Kaliori, hari Minggu (16/8).
Menurut Wabup dengan mewarisi semangat kebersamaan tersebut dapat dijadikan motivasi untuk mencegah dan menanggulangi virus corona.
“Semangat kemerdekaan itu semangat kebersamaan inilah yang akan menjadi tonggak bersama-sama, menjadi pelecut di tahun kemerdekaan besuk senin, 17 Agustus tersebut yang pasti semuanya berujung untuk pencegahan dan tindakan covid-19 dalam rangka bela negara,” imbuhnya.
Selain momen hari kemerdekaan, Wabup juga menyarankan para pelaku home industri dapat memanfaatkan media online dalam memasarkan produknya. Terlebih di masa pandemi corona seperti ini, cara tersebut cukup dinilai menjadi salah satu cara efektif.
“Karena sekarang serba terbatas (di tengah pandemi covid-19), sebenarnya kita harus memaksimalkan media online, bisa toko pedia, shoppe, lapak irb, saya cek di beberapa tempat itu mereka memaksimalkan lewat online. Karena banyak orang berjualan dengan terbatas, bahkan orang berkunjungpun tidak berani, ” ujarnya.
Wabup menjelaskan Pemkab sebenarnya memiliki rencana untuk membuat pusat oleh- oleh dan kuliner atau semacam food Court di Taman Rekreasi Pantai Kartini, namun karena adanya pandemi ini semua terhambat. Ia berharap semua terus berkreasi.
Sedangkan untuk pasar Brumbung, Wabup berharap kualitas makanannya dapat dijaga. Ia mengaku makanan dan jajanan tradisional Pasar Brumbung sangat enak, Wabup pun menyebut jajanan yang paling disukainya dari Wisata digital ini adalah sredek , sedangkan sang Istri Hj.Vivit Dinarini nasi jagung.
Sementara itu pegiat disabilitas, Saras Ningrum yang juga menjadi narasumber dalam giat itu memaknai kemerdekaan di tengah pandemi corona dapat dimaknai dengan peduli terhadap orang-orang cacat yang dipandang sebelah mata. Karena dianggap sebagai orang tidak bisa apa-apa tetapi berkat kegigihannya para difabel diajak bersama-sama memajukan usaha kerajinan dari Janggel Jagung.
Sedangkan motor penggerak Pasar Mbrumbung, Sarjani menyampaikan selama pandemi sekitar 5 bulan, destinasi wisata ditutup sebenarnya menjerit.
Karena warga yang mencari nafkah disana tidak ada pemasukan.Namun akhirnya wisata ini telah dibuka dan semua perjuangannya bersama warga telah menemui jalan dan kembali bersama- sama menjalankan roda perekonomian dari pasar Brumbung dengan penerapan protokol kesehatan.