Sosialisasi Gemar Makan Ikan menyasar Desa Pasar Banggi Kecamatan Rembang. Desa yang menjadi salah satu sentra kuliner ikan di Rembang ini ternyata menjadi lokus penanganan stunting.
Di desa yang terkenal dengan destinasi hutan mangrove itu cukup banyak pelaku usaha makanan olahan berbahan dasar ikan. Contoh saja rengginang teri ataupun udang, di sana ada beberapa orang yang menggelutinya. Belum lagi ikan asap ataupun jenis makanan olahan lainnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sofyan Cholid melalui Kabid Bina Usaha dan Peningkatan Daya Saing Nurida Adante Islami mengatakan kemungkinan penyebab adanya kasus stunting di Pasar Banggi , karena produk olahan ikan warga lebih banyak dijual ke luar desa.
“Di sini banyak pengolah dan pemasar produk ikan, kemungkinan produknya lebih banyak dijual ke luar, seperti yang dikatakan Bu Hasiroh Hafidz ( Ketua Forum Peningkatan Angka Konsumsi Ikan di Kabupaten Rembang). Kedua karena disini diversifikasi menu olahan ikannya kurang, jadi masih banyak menu orang dewasa, ” ungkapnya.
Dihimbau para Ibu- ibu bisa juga memberikan sajian makanan olahan ikan di keluarganya masing-masing. Termasuk inovatif dalam membuat diversifikasi makanan olahan ikan.
Eko Purwati salah satu pelaku usaha makanan olahan ikan Desa Pasar Banggi mengakui bahwa hasil laut banyak yang dijual, terutama yang kualitasnya bagus.
“Miyange dapatnya kroyo, dalam kroyo itu ada romboso. Yang kroyo dijual, yang dikonsumsi sendiri romboso. Romboso itu sama seperti rajungan tapi jenis lain, yang bagus dijual, ” pungkasnya. (Mif/Rud/Kominfo)