Pemerintah Kabupaten Rembang

Wujudkan Pendidikan yang Berkualitas, Pemkab Rembang Akan Pertemuan Organisasi Profesi Guru

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang berencana mempertemukan seluruh organisasi profesi guru di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk memperkuat komitmen Pemkab dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, menyampaikan hal tersebut saat menghadiri seminar pendidikan tentang pembelajaran mendalam yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Aula Lantai 4 Gedung Setda Rembang, Rabu (22/1).

Wabup Hanies berharap pertemuan ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan di Kota Garam. Organisasi profesi guru yang akan dikumpulkan meliputi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), dan Federasi Guru Independen Indonesia (FGII).

“Semua organisasi akan dikumpulkan menjadi satu dan disinkronisasi dengan program kerja pemerintah, terutama yang berkaitan dengan pendidikan,” ujarnya.

Wabup Hanies menambahkan, Pemkab Rembang selama ini telah mengupayakan langkah-langkah strategis sebagai bentuk keberpihakan terhadap dunia pendidikan, termasuk keberpihakan anggaran dari pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah.

“Harus ada timbal balik yang jelas. Kalau anggaran besar sudah dialokasikan tetapi hasilnya tidak maksimal, itu akan sia-sia. Melalui peningkatan kapasitas seperti seminar ini, diharapkan dapat mempercepat pencapaian visi pendidikan dari pemerintah pusat hingga daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Rembang, Sutrisno, menyatakan bahwa guru tidak hanya dituntut untuk mencetak siswa berprestasi, tetapi juga membentuk karakter siswa.

“Tidak hanya prestasi berupa piala. Contohnya, guru agama bisa mengajarkan siswa yang belum bisa salat hingga bisa melakukannya. Itu hasil yang nyata,” katanya.

Sutrisno juga menekankan pentingnya target kinerja guru dalam membentuk kepribadian siswa. Sebagai contoh, guru SD kelas 3 dapat menargetkan siswanya mampu salat dengan benar, sementara guru SMP menargetkan siswanya memahami teori-teori tentang ibadah haji.

“Guru SMA juga dapat menargetkan siswa untuk melaksanakan puasa dengan benar,” pungkasnya. (re/rd/kominfo)

Exit mobile version