Pemerintah Kabupaten Rembang akan membantu biaya operasi bayi yang lahir dengan kondisi tempurung kepala tidak normal dari pasangan muda Ahmad Mamduhin (27) dan Siti Munawaroh (26) warga desa Tegalmulyo RT: 2 RW: 1 Kecamatan kragan. Hal itu disampaikan Bupati Rembang H. Abdul Hafidz seusai melaksanakan Tarawih Keliling (Tarling) di masjid Nurul Khotimah Desa Ngasinan, Minggu (5/6/2017) malam.
Kebijakan tersebut merupakan langkah kemanusiaan yang harus diambilnya sebagai Kepala Daerah untuk membantu masyarakatnya. Ia telah memerintahkan Camat dan Kepala Desa setempat untuk segera mengantar bayi tersebut ke rumah sakit..
“Saya telah memerintahkan Camat dan Kepala Desa untuk menghubungi orang tuanya segera dimasukkan di rumah sakit dan dioperasi. Dengan biaya pemerintah kabupaten ikut menanggung, sementara ini kita beri Rp. 50 juta dulu,”ujarnya.
Menurut Bupati operasi bayi tersebut tidak bisa menunggu adanya kartu BPJS yang baru diurus kedua orang tuanya, karena jika menunggu dikhawatirkan kondisinya semakin melemah dan tidak bisa bertahan hidup.
Dihadapan warga Ngasinan, Bupati juga mengingatkan agar warga yang tidak mampu secara ekonomi belum memiliki kartu BPJS segera mendaftar karena akan dibiayai oleh Pemkab. Prosesnya melalui pemerintah desa, kemudian ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) selanjutnya ke Dinas Kesehatan dan dilanjutkan untuk didaftarkan ke BPJS Rembang.
“Ini sudah saya sosialisasikan terus agar kita bisa sedia paying sebelum hujan. Yang terjadi selama ini warga mengurus BPJS setelah sakit, sehingga tidak bisa, karena ada waktu kartu tersebut bisa digunakan minimal 15 hari setelah jadi,”terangnya.
Secara terpisah, Ahmad Mamduhin, orang tua bayi malang tersebut mengungkapkan, saat ini bayi sudah berada di RSUP dr Karyadi. Namun, ia belum mendapatkan keterangan dari tim dokter langkah medis apa yang akan diambil untuk putrinya.
“Tadi berangkat dari Rembang didampingi satu perawat menggunakan ambulans. Ini masih diperiksa tetapi belum jelas langkah selanjutnya dari tim dokter. Istri saya tidak ikut ke Semarang karena harus kontrol ke Puskesmas Selasa pagi,”imbuhnya.
Kondisi tempurung kepala bagian belakang sang bayi sangat lunak. Akibatnya, organ kepala belakang bayi tersebut keluar, lantaran kulit tidak mampu menahannya.Terdapat tonjolan seperti daging yang menonjol keluar.
Dengan kondisi semacam itu, pihak puskesmas Kragan Sabtu pagi segera merujuknya ke RSUD dr R Soetrasno Rembang. Namun dari hasil pemeriksaan, pihak RSUD Rembang tidak sanggup menanganinya, lantaran butuh penanganan dengan alat medis yang lebih memadai. Akhirnya bayi dirujuk ke Rumah Sakit dr Karyadi Semarang.
Setelah diperiksa oleh dua dokter bedah Rumah Sakit Karyadi, kelainan tempurung pada bayi tersebut ternyata butuh tindakan operasi. Pihak rumah sakit pun menyanggupi untuk tindakan operasi, namun, dengan menggunakan jaminan biaya di muka sebesar Rp 50 juta.
Mengetahui biaya operasi mencapai Rp 50 juta, dan harus dibayar di muka, ayah sang bayi syok. Karena, pihak keluarga juga sama sekali tidak memiliki uang sebesar itu. Apalagi Mamduhin hanya bekerja sebagai buruh di sebuah toko buah di Surabaya.