Jakarta (Kemenag) – Menag Lukman Hakim Saifuddin mengajak segenap kaum santri di Tanah Air memanfaatkan sosial media untuk menebarkan kedamaian kepada siapapun dan di manapun.Menurut Menag, santri dalam pengertian luas adalah mereka-mereka umat Muslim yang memiliki basis pengetahuan memadai dan memiliki cara berfikir terbuka dan menebarkan ajaran Islam dalam mewujudkan kedamaian di tengah-tengah kehidupan.
“Yang kita launching hari ini bukanlah hari santri melainkan rangkaian kegiatan Hari Santri dalam rangka memperingati hari santri yang jatuh pada 22 Oktober mendatang,” kata Menag Lukman Hakim didampingi Dirjen Pendis dan Direktur Pendididkan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ahmad Zayadi serta sejumlah pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenag.
Menurut Menag, peringatan hari santri dapat dimaknai secara khusus dimana santri tidak hanya mereka yang lulusan pondok pesantren, tetapi adalah mereka umat Islam yang memiliki basis keilmuan memadai dan memiliki daya pikir terbuka serta menyebarkan agama Islam dalam rangka mendamaikan dan menjadi rahmatan lil alamin.
“Ciri dari santri yang paling utama adalah mereka yang cinta tanah air dengan berlandaskan agama. Santri memiliki sejarah resolusi jihad, tidak semata hanya membela kepentingan pesantren atau kaum santri tapi lebih luas dari itu adalah cintanya kepada tanah air, “ ujar Menag.
“Sering kali muncul di ranah sosial media hal-hal yang berpotensi memecah belah kita. Santri harus terpanggil memanfaatkan sosial media untuk senantiasa menebarkan kedamaian kepada siapapun, di manapun dan kapanpun,” ujar Menag Lukman Hakim saat launching rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional 2018 di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta.
Tampil berpeci hitam dan kemeja putih dengan bawahan sarung khas batik, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berkesempatan berbagi cerita dengan pengelola media sosial (medsos) pondok pesantren bagaimana bermedsos.
“Bersosial media harus tenang. Jangan mudah terbawa emosi,” kata Menag Lukman saat berdialog di acara Kopdar Akbar bersama Santrinet Nusantara sebagai rangkaian acara Hari Santri Nasional tahun 2018.
Disampaikan Menag Lukman, dirinya sangat menikmati dalam bersosial media, karena ada beberapa kepentingan. Menurutnya, ada tiga kepentingan dirinya bermedsos.
“Saya menikmati bersosial media, karena saya punya kepentingan, setidaknya pada tiga hal,” kata Menag.
Kepentingan pertama adalah ingin mendapatkan ilmu, ingin mendapatkan informasi. “Itu penting, karena pada sosial media bisa menjadikan banyak tahu hal,” ujarnya.
Kepentingan kedua adalah untuk untuk menebarkan pikiran-pikiran. Bahkan, lebih jauh lagi, ujarnya, sosial media dapat menjadi tempat untuk mengartikulasikan pikiran. Sementara kepentingan bermedia sosial yang ketiga adalah untuk hiburan. Dirjen Pendis Kamaruddin Amin dalam kesempatan sama mengatakan, pondok pesantren yang dihuni ratusan bahkan ribuan santri di dalamnya menjadi satu komunitas yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
“Refleksi santri terkait moderasi beragama saja tidak cukup, tapi interaksi personal harus moderat, tentu harus sejalan dengan ilmu pengetahuan seseorang,” kata Kamaruddin Amin.
Dijelaskan Kamaruddin, seorang santri itu tidak hanya menguasai kitab (ilmu) kuning, akan tetapi juga harus menguasai ilmu putih yakni ilmu-ilmu lainnya seperti penguasaan teknologi utamanya dalam bersosial media dalam menebarkan moderasi beragama.
“Kita harus mengetahui batasan moderasi beragama itu,” kata Kamaruddin.
Hari Santri 2018 dengan mengusung tema Bersama Santri Damailah Negeri. Malam puncak Hari Santri 2018 pada 21 Oktober 2018 rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo di Lapangan Gasibu, Bandung.
Acara ini akan diisi renungan Hari Santri 2018 bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, tausiyah kebangsaan oleh Habib Jindan bin Novel bin Jindan, penampilan Sabyan Gambus dan orkestra santri di Bandung, Jawa Barat.
#HariSantri2018
Biro Humas, Data dan Informasi Kemenag bersama Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo