Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:””; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:”Times New Roman”; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
Bunda- bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di kabupaten Rembang siap berpartisipasi untuk memajukan PAUD di kabupaten Rembang. Hal itu disampaikan oleh Bunda PAUD Kabupaten Rembang, Hj. Hairoh Hafidz saat memberikan materi dalam rapat koordinasi dan kerjasama penyelenggaraan pendidikan anak usia dini tingkat kabupaten, di hotel Fave, Senin (30/5).
Dengan semangat Bunda PAUD, mereka siap ikut berperan mempercepat peningkatan jumlah layanan PAUD yang berbasis masyarakat dan mewujudkan pemerataan akses PAUD yang terjangkau. Selain memberikan layanan PAUD yang berkualitas, holistik, integratif, dan yang selanjutnya menguatkan kelembagaan PAUD yang profesional, inovatif dan mandiri.
Hasiroh menjelaskan dari peningkatan jumlah, saat ini di Rembang satu desa minimal sudah ada satu PAUD. Sudah ada 754 PAUD yang berbasis masyarakat, sedangkan negeri hanya empat.
“Terkait pemerataan dan keterjakauan yang dimaksud adalah dilihat dari segi geografis, jika setiap desa sudah ada minimal satu PAUD maka anak-anak usia PAUD sudah tidak perlu jauh-jauh untuk mengakses pendidikan. Dari segi biaya pendidikan PAUD yang berbasis masyarakat ini biayanya harus terjangkau, terlebih ada anggara di desa untuk PAUD, Bunda PAUD desa harus bisa berperan.”terangnya
Lebih lanjut, Hasiroh mengatakan pemberian layanan PAUD yang berkualitas holistik dan integratif dimaksudkan keberadaan PAUD di desa tidak boleh asal ada. Pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang ada di Dinas Pendidikan.
PAUD juga harus dikelola dengan profesional, harus memberikan pendidikan secara menyeluruh. Tidak hanya pelayanan pendidikan, tetapi anak-anak harus diperhatikan kesehatan, gizi dan perlindungan anak.
“Khusus untuk asupan gizi, PAUD bisa bekerja sama dengan dinas pendidikan dan kader PKK untuk sosialisasi pentingnya gizi bagi anak. Kami tidak ingin Rembang yang memiliki luasan laut 65 kilometer tapi anak-anaknya kurang gizi, dari sensus anak yang mengkonsumsi ikan nomor satu dari belakang.”ungkapnya
Terkait perlindungan kepada anak, Ia berharap Bunda PAUD kecamatan untuk mensosialisasikan kepad bunda-bunda PAUD di desa agar menjaga anak-anak yang ada di desa. Karena pendidikan anak lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Bunda-bunda PAUD Kecamatan maupun desa harus berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Desa (KPAD) untuk menjaga agar anak-anak di didesa bisa berkembang dengan baik dan mereka terlindung dari kekerasan baik oleh orang tua mereka sendiri maupun orang lain.
Sementara itu Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan, Winaryu Kutsiyah mengatakan dengan kegiatan rakor PAUD ini berharap dari semua pihak bisa mendukung penyelenggaraan anak usia dini sesuai perannya masing-masing. Dalam rakor tersebut hadir dari anggota DPRD, penilik dinas pendidikan kecamatan bunda PAUD kecamatan dan pengelola PAUD.
“Kondisi PAUD saat ini di Rembang sudah sangat baik dari segi kualitas. Kami sudah merintis dengan memberikan faslitasi diklat berjenjang bagi guru-guru PAUD yang belum mempunyai kualifikasi S1 dengan jumlah peserta 340, 2016 ini kami rencakan 90 peserta, tahun 2017 kami rencanakan 500 peserta.”tuturnya