Di kabupaten Rembang kandang ternak bersebelahan atau menjadi satu dengan rumah penduduk sudah hampir menjadi pemandangan biasa. Mereka beralasan selain faktor keamanan, faktor lahan menjadi penyebab kondisi yang diyakini menjadikan lingkungan keluarga menjadi kurang sehat.
Namun di Desa Kalitengah Kecamatan Pancur hal tersebut sudah tidak berlaku, seluruh hewan ternak di Desa tersebut keluar dari lingkungan perumahan warga. Hewan ternak ditempatkan disisi selatan sungai sedangkan rumah-rumah wargaberada disisi utara.
Wakirman ketua kelompok tani ternak Klothok Makmur Desa Kali Tengah menceritakan sebelum tahun 2011 antara rumah penduduk dan kandang ternak saling berhimpitan, seiring pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumlah hewan ternak hal itu membuat kondisi lingkungan kurang nyaman karena berdesak-desakan.
Setelah diadakan rapat pada tahun 2011, 17 warga yang memiliki ternak membeli tanah disisi selatan sungai dengan luas total 1 hektar. Awalnya berdiri 17 kandang yang dimiliki 17 warga tersebut namun kini total ada 51 kandang dengan total sapi 301 ekor sapi dengan luas mencapai hampir tiga hektar.
Harga tanah di “kampung ternak” itupun sekarang membumbung jika pada tahun 2011 satu kapling ukuran 8 x 15 meter berharga Rp 2.5 juta sekarang satu kapling harganya naik antara Rp 15-20 juta.
Untuk menjaga hewan ternak, para anggota kelompok digilir tiap malam sebanyak empat orang di tempatkan diempat titik.
Saat musim kemarau ini, air menjadi salah satu kendala selain pakan ternak yang harus didatangkan dari daerah lain.
Agus Iwan, Kabid Peternakan Dintanhut Kabupaten Rembang disela penilaian Lomba Desa Ternak Sehat tingkat Provinsi Jateng, kamis (15/10) mengatakan keunikan yang dimiliki Desa kalitengah dalam mengelola dan menata kandang ternak menjadikan Desa tersebut diusulkan Kabupaten Rembang ke Tingkat Provinsi untuk mengikuti lomba Desa Ternak Sehat tahun 2015 meskipun banyak desa lain yang memiliki populasi hewan ternak diatas Desa Kalitengah.
Agus Iwan mengapresiasi inisiatif yang dimiliki oleh warga desa kalitengah walaupun minim bantuan dari pemerintah. Ia bermimpi untuk menata kandang-kandang ternak menjadi lebih ideal seperti pagar yang seragam dan pengolahan pupuk.
Pada tahun 2013, Povinsi Jawa Tengah membantu pengolahan limbah biogas kepada kelompok ternak tersebut yang sampai saat ini biogas yang dihasilkan kotoran ternak digunakan untuk memasak warga, pengolahan pupuk organik, mesin pengolah pakan ternak (coper) dan ternak sebanyak 15 ekor.
Pj Bupati Rembang Suko Mardiono SH MM mengatakan kedepan akan memfasilitasi hal yang telah diinisiasi oleh masyarakat untuk menjadi lebih baik seperti akan memasang pompa air agar air bisa naik menuju kampung ternak serta jalan usaha tani.
Terkait selama ini Rembang identik dengan daerah sumber bibit sapi, Pj Bupati mengatakan pihaknya mendorong usaha pengemukan sapi sehingga kedepan Rembang memiliki ciri khusus sapi atau ternak khas Rembang. Sebagai contoh baru saja Kelompok Tani Ternak Kambing Domba Karya Utama desa Sidorejo Sedan berhasil menorehkan pretasi di tingkat Nasional ini membuktikan Rembang memiliki potensi tersebut.