Batik Lasem sebagai produk khas dari Kabupaten Rembang terus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Baik pemerintah, pihak swasta maupun dari kalangan masyarakat Indonesia.
Pengembangan sentra-sentra batik dalam bentuk kawasan wisata kampung batik menjadi salah satu upaya untuk mendongkrak pamor Batik pesisir yang memiliki ciri khas warna merah darah ayam ini.
Peresmian Desa wisata Kampoeng Batik Lasem di Babagan yang dilaksanakan hari ini, Kamis (26/2/2015) sebagai langkah pasti untuk pengembangan batik Lasem. Bekerja sama dengan Bank BNI, diharapkan desa wisata Kampoeng Batik Lasem semakinberkembang
Plt. Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz seusai meresmikan desa wisata batik lasem mengatakan kampoeng batik tidak bisa berdiri sendiri. Potensi keberadaan rumah berarsitek Cina kuno juga bisa disandingkan untuk memperkuat daya tarik wisatawan.
“Kita ingin Kampoeng Batik ini tidak berdiri sendiri, kita akan mengeksploitasi pecinan secara besar-besaran. Kemarin kita sudah mendatangkan konsultan, dan mudah-mudahan bisa segera dimulai.”ujarnya
Terkait target kunjungan wisatawan pasca dilaunching, Plt. Bupati belum mempunyai target pasti. Yang terpenting adalah dari hari ke hari selalu meningkat dari segi produksi maupun pemasarannya.
Dan menurut keterangan dari pihak pengusaha, kabarnya saat ini para pengrajin batik sering lembur karena banyak pesanan. Hal itu berarti menandakan bahwa Batik Lasem semakin diminati pasar.
Ia berharap semakin banyak dunia perbankan yang ikut peduli dalam mengembangkan Batik Lasem seperti Bank BNI.
Sementara itu,Ketua Dekranasda Kabupaten Rembang, Hj. Umy Jazilah Salim menambahkan desa wisata batik lasem yang terintegrasi dalam program kepariwisataan adalah cita-cita Dekranasda bersama Pemkab sejak tahun 2011. Banyaknya peninggalan bersejarah yang ada di Lasem menjadi salah satu faktor pendukung yang harus bisa dikelola.
Umy Jazillah juga mengungkapkan bersama Dinas Pariwisata telah bekerjasama dengan Biro Tour untuk memasukkan Rembang menjadi tujuan perjalanan wisata. Dengan begitu wisata di kabupaten Rembang termasuk desa wisata Batik Lasem yang meliputi Babagan, Karasgede, Karaskepoh, desa Tuyuhan dan Desa Pancur.
“Kami juga akan terus membina dan memfasilitasi para pengusaha batik untuk mengikuti pameran-pameran skala nasional. Setidaknya dalam setahun kami punya empat kali kegiatan pameran.”terangnya
Kepala Desa Babagan, Sukari menyebutkan desa Babagan sudah siap sebagai desa wisata Batik Lasem. Di desanya, ada sekitar 16 pengusaha Batik Lasem dan ada 19 home stay ditambah adanya klenteng Gie Yong Bio.
“Warga Babagan juga telah mendukung, dari segi kebersihan lingkungan mereka sudah menampakkan apa yang dimaksud desa wisata.”tambahnya
CEO BNI Wilayah Semarang, Iwan Abdi mengungkapkan Kampung Batik Lasem Babagan merupakan desa ke enam yang menjadi binaan BNI di wilayah kerjanya. Di lain waktu tidak menutup kemungkinan rekan-rekan di Babagan diajak untuk berkunjung dan belajar ke desa binaan lain, seperti bagaimana Imogiri mengembangkan Sutra.
Lanjutnya, saat membawa Batik Lasem keluar negeri dalam forum pertemuan perbankan dunia ternyata mendapat respon yang luar biasa. Mereka menilai Batik Lasem yang dibatik menggunakan tangan manusia adalah barang yang berharga.
“Itu merupakan peluang yang bagus. Dimana jika kita garap dengan serius dari segi pemasarannya, Batik Lasem punya potensi bagus jika diekspor.”tandasnya