Jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dibawah kepemimpinan Dwi Purwanto langsung bergerak cepat dengan terjun ke beberapa obyek wisata. Salah satunya di Karangjahe Beach (KJB) yang akhir-akhir ini menjadi magnet bagi wisatawan.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinbudpar kabupaten Rembang,Winaryu Kutsiah akan melakukan pendampingan terhadap pengelolaan wisata tersebut. Sejumlah fasilitas yang dinilai kurang memadahi kini tengah menjadi sorotan pihak Dinbudpar untuk selanjutnya bisa dibenahi, salah satunya yaitu pengelolaan sampah, Mandi Cuci Kakus (MCK), parkir, souvenir dan bakaran ikan.
Untuk tempat sampah saat ini di pantai Karang Jahe hanya terdapat beberapa sampah kecil. Kondisi tersebut dinilai sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai ribuan per harinya.
“Jika hanya dilengkapi beberapa tempat sampah yang berukuran kecil tentu hal tersebut dinilai sangat kurang. Akibatnya banyak sampah yang berceceran di belakang warung – warung, itu akan menimbulkan citra buruk di mata para wisatawan,” ungkapnya.
Pihaknya akan mengupayakan untuk bisa menempatkan container sampah di KJB. Rencananya, akan ditempatkan di sebelah timur berjarak sekira 100 meter jauh dari lokasi wisata.
Selain sampah, belum ada oleh-oleh yang bisa dibawa pulang wisatawan. Padahal selain menikmati obyek wisata,pengunjung juga ingin ada yang dibawa pulang.
“Pengunjung luar kota ini ingin membeli souvenir semacam kaos atau gantungan kunci yang ada tulisan Karangjahe. Oleh-oleh murah yang bisa dibagi-bagikan saat kembali ke rumah.”
Menurutnya belum adanya pedagang yang menjual kuliner bakaran ikan menjadi nilai kurang dari KJB. Terlebih jika ada fasilitas yang memungkinkan wisatawan bisa membakar ikan sendiri,dipastikan lebih menarik.
“Mereka menyediakan bumbu bakrannya untuk pengunjung, mengawal memilih jenis ikan. Kemudian mereka bisa masak dan menikmati bersama pasti menarik sekali,”tuturnya.
Sedangkan tempat parkir hendaknya ditempatkan jauh dari lokasi. Sehingga tempat parkir yang saat ini ada,bisa digunakan untuk out bond.
Pihaknya juga menyoroti fasilitas MCK yang dianggap masih kurang. Jumlah bilik MCK yang disediakan di lokasi wisata tidak sebanding dengan jumlah pengunjung KJB.
“Kita sudah koordinasikan kepada pihak pengelola termasuk perangkat desa untuk bisa menanggapi sejumlah poin yang jadi sorotan kami,” imbuhnya.
Sementara itu Sekretaris pengelola KJB,Ubaidillah mengapresiasi langkah Dwi Purwanto dan jajaran sebagai orang baru yang langsung terjun ke lapangan. Di akuinya evaluasi dari Dinas Pariwisata memang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan dan menjadi pekerjaan rumah bagi pengelola KJB.
“Koordinasinya sangat bagus sekali,jadi tahu apa kekurangan dan kelebihan kita. Harapannya ke depan Pak Dwi bisa terus mendampingi kita sebagai pengelola,terutama parkir dan jalur keluar masuk KJB menjadi PR kami”pungkasnya.