Uni mempunyai kepanjangan Unggul dan Nikmat. Nama itu merujuk pada nama buah durian asli dari Desa Sendangcoyo Kecamatan Lasem. Nama “uni” diberikan oleh Plt Bupati Rembang H. Abdul Hafidz saat mencicipi raja buah itu.
Legit, sedikit pahit serta seperti mentega dengan daging buah tebal hampir mirip dengan karakter buah durian criwik. Hal itu dikarenakan bibit buah durian criwik ternyata berasal dari desa Sendangcoyo. Sehingga ada kesamaan rasa antara buah durian criwik dengan durian “uni”
Pak kayat salah satu petani buah durian dari desa sendangcoyo, saat ditemui disela kegiatan peresmian kegiatan PLPBK, rabu (1/4), mengatakan sebenarnya durian di desa sendangcoyo sudah ada sejak puluhan tahun lalu tapi kalah pamor dengan durian criwik yang kebetulan merupakan tetangga desa. Diharapkan dengan pemberian nama “uni” pamor durian sendangcoyo dapat terangkat.
Kayat yang memiliki lebih dari 10 pohon durian mengaku dalam satu tahun satu pohon durian dengan usia 30-50 tahun dapat menghasilkan 1.500 hingga 3000 butir durian. Dijual dengan harga antara Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per butir.
“Diameter pohon durian yang sudah berumur 50 tahun sekitar rangkulan lima orang dewasa, satu tahun satu pohon pendapatan bersih Rp 25 – 30 juta,”aku kayat.
Soal pemasaran saat ini pihaknya bekerjasama dengan karang taruna setempat yang menjual sampai ke Jogjakarta.
“Namun sekarang banyak pembeli yang langsung ke Desa Sendangcoyo untuk langsung menikmati durian ditempat sekaligus berwisata, untuk jumlah pohon durian di desa Sendangcoyo mencapai ratusan pohon” tutur kayat ditemani slamet yang juga seorang petani durian.
Saat ini Desa Sendangcoyo Kecamatan Lasem terkenal dengan keberadaan vihara yang berada dibukit serta pemandangan alam yang indah. Jika kedua hal tersebut dipadu dengan kuliner buah durian criwik, Desa Sendangcoyo akan semakin dikenal oleh masyarakat.