Festival Buah yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten, Selasa (23/2) berjalan sangat meriah. Para pengunjung festival sejak pagi sudah datang untuk melihat buah dan tabulampot yang mengikuti lomba. Bahkan puluhan durian ceriwik yang dijual murah ludes dibeli pengunjung.
Jumlah peserta bertambah mendekati waktu pelaksanaan,ada lebih dari 100 peserta di hari pelaksanaan, padahal Senin (22/2) sore panitia data dari panitia masih 92 peserta. Sebagian orang juga berharap tahun depan festival buah tidak hanya digelar satu hari saja. Pelaksanaannya pun disarankan pada hari libur, sehingga warga dari luar kota juga bisa hadir untuk menonton atau membeli.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz saat memberikan sambutan menilai Festival Buah merupakan agenda yang bagus untuk mendorong para petani membudidayakan tanaman holtikultura dan tidak hanya bergantung pada tanaman pangan saja. Dengan ajang ini buah asli Rembang seperti Durian, duku, kedondong, sawo dan mangga bisa semakin dikenal dan dinikmati di seluruh Indonesia bahkan di manca negara.
Bupati berharap kepada SKPD terkait potensi-potensi buah di Rembang harus ditingkatkan. Tidak perlu ragu dalam pembuatan ploting kawasan, Pemkab akan mendukung agar bisa berjalan maksimal.
“Seperti di ceriwik kita buat kawasan agro wisata durian.Di woro kita bikin kawasan agro wisata duku. Kawasan itu harus ditetapkan oleh Bupati agar bisa dibiayai oleh APBD maupun APBN.”imbuhnya
Pemerintah akan hadir dalam meembuat kawasan agro wisata nantinya. Desa bisa saja mandiri membangun wilayahnya, namun jika didukung pemerintah atau disebut membangun desa maka hasilnya wacana membuat kawasan tersebut pasti lebih berjalan optimal.
Salah satu peserta dari desa Tanjung kecamatan Sulang, Muhammad Khamim menampilkan buah sawo dari desanya. Menurutnya sawo Tanjung memiliki keistimewaan rasanya yang manis.
Selama ini buah sawo yang berasal dari 27 pohon peninggalan dari kakek neneknya itu sudah dipasarkan di Juwana, Rembang dan kecamatan Sulang. Warga Tanjung memang cukup banyak yang memiliki tanaman buah sawo, dan sudah menjadi ciri khas produk dari desanya.
”Dalam satu tahun pohon sawo bisa dua kali panen, dari desa saya setiap musim bisa lima sampai enam kol (red: mobil jenis truk ukuran sedang). Harapan kami dengan adanya festival ini bisa semakin meluaskan pasar penjualan sawo Tanjung.”tandasnya
Setelah para juri selesai melakukan penilaian para pengunjung dipersilahkan menikmati semua buah yang ditampilkan. Dari mulai durian sampai kedondong terpantau ludes dimakan oleh pengunjung.