Turunnya angka partisipasi dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021 menjadi sorotan dalam forum evaluasi Pilkada oleh KPU Rembang bersama awak media di kantor KPU Rembang, Selasa (12/1). Angka partisipasi 73,31 % meskipun terbaik ke lima setelah kabupaten Boyalali, Kota Magelang, kota Pekalongan dan kota Solo,ternyata menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan Pilkada tahun 2010 lalu yang mencapai 79 %.
Berbagai hal disinyalir menjadi penyebab dari merosotnya jumlah pemilih. Misalnya fasilitasi dana kampanye oleh KPU, membuat dana kampanye tiap paslon terbatas, tidak bisa maksimal dalam mensosialisasikan program-programnya.
Ahmad Shofa, wartawan Jateng Pos mengungkapkan beberapa kegiatan yang dilakukan KPU terkait sosialisasi cenderung kurang efektif. Misalnya pagelaran wayang kulit dinilai tidak efisien karena membutuhkan anggaran yang besar, belum lagi masyarakat yang menontonpun tidak begitu banyak,padahal sasaran sosialisasi Pilkada seharus masyarakat di seluruh kecamatan bukan kecamatan Rembang saja.
“Memang baik melestarikan budaya, tapi kami menilai kurang efektif dan efisien. Sasaran sosialisasi KPU itu semua kalangan dan di seluruh kecamatan bukan cuma warga Rembang kota saja.”ujarnya
Sementara itu, Pujianto wartawan Mata Air Radio menyayangkan kurang terbukanya KPU Rembang terkait data di Pilkada kali ini, tidak seperti Pilpres kemarin. Dia juga menyayangkan terjadinya mis komunikasi antara KPU Rembang dengan media elektronik khususnya radio swasta,sehingga sosialisasi tidak optimal.
Sedangkan Ketua KPU Rembang,Minanus Su’ud menyambut baik,semua saran dan kritik dari rekan rekan media. Forum evaluasi ini Memang bertujuan untuk mendapatkan masukan dari rekan jurnalis yang notabene bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Memang berbagai upaya sudah dilakukan oleh KPU untuk mendongkrak partisipasi masyarakat dalam Pilkada. Pihalnya sudah mencoba melakukan beberapa kegiatan di berbagai tempat dan melibatkan tokoh masyarakat. Termasuk ke pemilih pemula.
“Kami sudah berkunjung ke 54 SMA/MA baik negeri maupun swasta. Selain itu, kami juga sudah berupaya menjemput bola termasuk ke panti jompo dan sebagainya,” imbuhnya
Terkait berbagai masukan dari rekan-rekan media, mulai dari pagelaran wayang kulit hingga menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan awak media pasti menjadi perhatian. Ke Depan bisa bahan perbaikan di pemilihan Gubernur mendatang.