Penjabat Bupati Rembang Suko Mardiono SH MM meminta agar predikat layak anak yang diterima Kabupaten Rembang tidak sekedar ikon saja tapi juga benar-benar diimplementasikan ke lapangan.
Hal tersebut terungkap saat membuka pelatihan pendampingan desa ramah anak bagi pendamping desa dan kecamatan se-Kabupaten Rembang kerjasama antara Plan Indonesia denga Pemkab Rembang di Fave Hotel rabu (2/9).
Menurut Pj Bupati ketika blusukan ke desa-desa masih banyak keluarga yang belum layak seperti belum memiliki jamban atau masih serumah dengan hewan ternak. Hal ini perlu diperbaiki karena akan berpengaruh terhadap anak.
Pj Bupati menambahkan mewujudkan Desa Ramah Anak tidak gampang, perlu komitmen semua pihak, butuh sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu Pj Bupati menyambut baik pelatihan yang diadakan oleh Plan. Ia berharap pelatihan yang diberikan kepada 14 Kecamatan yang sebagian besar diluar 5 wilayah binaan Plan dapat memberikan manfaat.
“Moga-moga simulasi yang diberikan tidak berbeda jauh dengan yang ada dilapangan,” tutur Pj Bupati.
Pj Bupati juga mengucapkan terima kasih atas pendampingan Plan Rembang sejak tahun 2004 dan akan berakhir tahun depan.
“Tetap berkomunikasi (dengan Pemkab Rembang), memonitor apakah perkembangan semakin baik,” ucap Pj Bupati
Sementara itu Manajer Plan Unit Rembang Endang Suprapti mengatakan pelatihan diberikan setelah pihaknya mengevaluasi 58 Desa Ramah Anak yang ada di Rembang dimana 30 Desa merupakan binaan Plan dan 28 Desa merupakan replikasi. Ternyata ada perbedaan yang cukup mencolok antara desa binaan Plan dengan replikasi.
Oleh sebab itu sebelum berakhirnya masa tugas plan di Rembang yakni Juni 2016, pihaknya menyiapkan pelatihan ini untuk transfer pengetahuan agar bisa ditindak lanjuti oleh pihak-pihak terkait guna mewujudkan desa ramah anak diseluruh Kabupaten Rembang.
Kabupaten Rembang sendiri sejak tahun 2011 hingga sekarang telah ditetapkan sebagai Kabupaten Layak Anak.
