Pemerintah Kabupaten Rembang

Lolos Nominator Nasional, Kelompok Ternak Domba Karya Utama Dinilai Dirjen Peternakan

Kelompok Ternak Domba Karya Utama desa Sidorejo Kecamatan Sedan berhasil masuk enam besar lomba Manajemen Usaha Kelompok Peternak Tingkat Nasional 2015. Mereka maju mewakili provinsi Jawa Tengah dan bersaing dengan lima provinsi lainnya seperti Lampung, Bali, Jawa Timur, DIY dan NTB.

Dalam penilaian akhir, tim penilai dari Dirjen Peternakan dan tim Independen yakni ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), Rahmat Riyadi datang ke Sidorejo untuk meninjau langsung peternakan disana.

Ketua tim penilai, Sugiyono Ali kepada awak media menyebutkan ada beberapa indikator yang menjadi kriteria penilaian, yakni ketersediaan sumber pakan, bibit dan tata laksana pengelolaan sistem manajemen agribisnis.

“Yang paling menarik buat kami, kelompok ini mandiri, karena kebanyakan kelompok ternak kita dibentuk hanya untuk mengakses bantuan dari pemerintah. Kedua mereka berani mengambil tindakan untuk mengambil pinjaman ke pihak perbankan.”ungkapnya

Ketua kelompok tani Karya Utama, Sadid mengatakan usaha peternakan kelompok taninya tidak terlepas dari potensi pendukung yang ada di Sidorejo. Semua hal terkait peternakan mudah didapat di desanya, termasuk pakan ternak.

“Kami menerapkan teknik budaya domba kualitas unggul. Pendampingan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan rutin dilakukan. Managemen penjualan juga satu pintu,” jelas Sadid

Kelompok ternak yang beranggotakan 20 orang ini telah memiliki 830 ekor kambing. Selain penggemukan domba, kelompok ini  juga memproduksi  tujuh produk agribisnis lainnya.

“Ada pro biotik, pro fermentor ben lemu, ada pembesar susu, pupuk dari seni kambing, yang kami dapat teknik pembuatannya dari pelatihan.” jelas dia.

Atas keberhasilan kelompok ternak Karya Utama sebagai nominator, Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz memberi apresiasi yang cukup tinggi. Dia salut atas prestasi Karya Utama, yakni tahun 2013 menjadi yang terbaik di kabupaten dan 2014 terbaik di tingkat provinsi.

“Kelompok ini merangkak dari bawah, sangat mandiri tanpa bantuan dari pemerintah mengandalkan modal awal dari Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Mereka muncul sebagai usaha mandiri karena yang selama ini kami evaluasi justru yang diberi bantuan dari pemerintah tidak bisa berkembang.”tandasnya

 

 

 

Exit mobile version