Dalam rangka memperingati hari Batik Nasional, Pemkab Rembang menggelar lomba membatik tingkat kabupaten di Show Room Batik Lasem, Selasa (6/10). Sebanyak 250 peserta dari beberapa kecamatan ikut berpartisipasi.
Pj Bupati Rembang, Suko Mardiono disela-sela meninjau para peserta mengatakan lomba ini tidak hanya bertujuan menggali potensi dan memunculkan generasi penerus pembatik, tetapi mampu memunculkan kreasi seperti motif dan corak baru batik Lasem.
Suko Mardiono menambahkan industri batik tulis Lasem ini sudah berskala nasional, sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata. Tidak lagi hanya pekerjaan sampingan, tetapi harus ditekuni.
“Jika ditekuni dengan baik, pemasaran baik, pembinaan dari pemerintah dan bantuan dari dunia usaha ada maka batik tulis bisa menjadi sebuah harapan bagi masyarakat Rembang.”ujarnya
Dari sektor ini ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk itu diharapkan kecamatan-kecamatan lain selain Lasem dan Pancur mampu mengembangkan batik tulis sesuai potensinya masing-masing.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Indagkop) Rembang, Ir. Muntoha menyebutkan jumlah peserta tahun ini lebih banyak, peserta berasal dari kecamatan Pancur, Rembang, Pamotan dan Kecamatan lasem sendiri sebagai tuan rumah.
“Dalam lomba ini untuk tingkat SD membatik dengan motif Latohan, tingkat SMP motif Watupecah, tingkat SMA dan Umum motif Sekar Jagad.”imbuhnya
Dinperindagkop semakin serius menggarap event ini, tahun depan lomba ini akan diselenggarakan di tempat berbeda, rencananya di pantai Karangjahe dengan event yang lebih meriah.
Lanjut Montoha lomba membatik ini memang cukup penting untuk regenerasi pembatik sebagai wadah untuk memberikan semangat kepada sekolah-sekolah yang memiliki mulok atau ekstra kulikuler membatik.
Dari pantauannya sudah banyak sekolah yang memiliki mulok atau ekstra kulikuler membatik. Di SMK Umar Fattah bahkan batik yang diproduksi siswa dari ekstra kulikuler sudah dijual, sehingga siswanya mendapatkan hasil dari karyanya.