Pemerintah Kabupaten Rembang

Madrasah Berperan Tangkal Pengaruh Negatif Kemajuan Zaman

Di masa kemajuan zaman dan teknologi, Madrasah menjadi tempat untuk memberikan ilmu keagamaan bagi para generasi muda. Untuk itu kebijakan pemerintah pusat tentang penerapan full day scholl dinilai kurang tepat.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Rembang,H.Abdul Hafidz saat membuka secara resmi kemah bhakti Madrasah Diniyah (Madin) tingkat kabupaten di belakang balai desa Kedungrejo Rembang, Sabtu (22/10). Bahkan surat yang berisi sikap tidak setujupun sudah dikirim oleh Bupati ke pemerintah pusat beberapa waktu lalu.

Menurutnya banyak kerugian jika program tersebut diterapkan terutama di wilayah kabupaten Rembang. Diantaranya di Rembang sudah ada ribuan madrasah diniyah, takmiliyah dan TPQ.

“Jika full day scholl diterapkan di Rembang maka Madrasah disini banyak yang kukut (tutup-red). Padahal perannya dalam mendidik anak dibidang agama sangat penting.”

Lanjut Bupati, masalah ekonomi utamanya bagi warga tidak mampu juga diperkirakan menjadi kendala, karena orang tua siswa akan memberikan uang saku lebih banyak dari sebelumnya. Selanjutnya tentang waktu bersama keluarga akan sangat minim dan bisa menjadikan komunikasi dengan keluarga berkurang.

Bupati dalam hal ini tidak ingin melawan pemerintah, Ia hanya berharap full day scholl tidak menjadi kebijakan pemerintah secara nasional. Karena dinilai tidak cocok jika diterapkan di Rembang.

Terkait kemah bhakti Madin,secara khusus Bupati sangat mengapreasi. Kegiatan tersebut menjadi wadah untuk saling bertukar pikiran antar Madin.

“Saya minta kemah ini tidak hanya seremonial,saya minta ada musabaqoh cerdas cermat,tahlilan,sholat jenazah yang baik bagaimana,sholat gerhana yang berkaitan dengan keseharian. Jangan hanya pengajian saja,ini untuk ke depan,”ujarnya.

Plt Kabag Kesra, Arif Ramadhan menjelaskan kegiatan yang diprakarsai Pemkab setempat dan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) bertujuan untuk menjalin silahturahmi antar madrasah diniyah yang ada di kabupaten Rembang. Sebanyak 400 lebih anak dari 24 peserta dari Madin dan FKDT.

Terkait konsep acaranya selama berlangsungnya kemah diantaranya ada pengajjan dan pentas seni. ” Malamnya ada pengajian umum dan pentas seni dari tiap peserta,”imbuhnya.

Selama kemah seluruh peserta juga mengenakan pakaian ala santri. Misalkan peserta putri mengenakan jilbab dan rok panjang sementara putra mengenakan celana panjang,baju koko dan berpeci.

 

Exit mobile version