Persaingan di dunia kesehatan dalam hal ini perawat di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) justru menguntungkan bagi pihak rumah sakit. Pasalnya akan ada banyak perawat baik dalam maupun luar negeri yang akan melamar bekerja di Indonesia.
Pihak RSUD dr R Soetrasno Rembang melalui Bidang Humas, Giri Saputro mengaku tidak khawatir dengan adanya MEA. Dengan adanya MEA para perawat akan lebih kompetitif sehingga kualitasnya pun akan terus terpacu.
“Kami justru merasa diuntungkan karena ada persaingan. Tanpa persaingan, kualitas pelayanan perawat tidak akan terpacu menjadi lebih baik lagi,” jelasnya.
Terkait akan mempekerjakan perawat asing atau tidak, Giri mengatakan, selagi kompetensinya sama, maka belum perlu menyerap perawat dari manca negara. Pihaknya mengaku telah mempersiapkan banyak hal untuk menyambut MEA, salah satunya peningkatan kualitas dan mutu perawat melalui uji kompetensi.
“Tiap masa berlaku sertifikat kompetensi perawat habis, kami juga menyelenggarakan pelatihan bagi mereka,” tandasnya.
Secara kualitas perawat, ia tidak khawatir. Namun, untuk kuantitas jumlah perawat dan pasien di RSUD, menurut Giri, masih ideal minimal. Idealnya, satu perawat merawat satu pasien. Sementara saat ini, satu perawat rata-rata merawat empat pasien.
“Idealnya, satu pasien satu perawat. Namun di ruang ICU, satu perawat dua pasien. Sementara yang pasien biasa, rata-rata masih satu perawat merawat empat pasien ,” terangnya.
Kendati begitu, juru bicara RSUD Rembang itu menegaskan kekurangan perawat itu tidak sampai mengganggu pelayanan terhadap pasien.