Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan empat pesan penting kepada para Santri saat bersilaturahmi dengan KH.Maimoen Zubair di pondok pesantren Al-Anwar desa Karangmangu Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Selasa (2/2).
Menko Polhukam berpesan, para santri untuk sekolah dengan baik,belajar giat dan menteladani Mbah Maemoen yang disebutnya sebagai pilar persatuan dan kesatuan bangsa. Sosok Mbah Moen yang pintar, cerdas dan berhati baik menurutnya merupakan kombinasi yang dibutuhkan para generasi muda untuk membangun bangsa Indonesia.
Yang kedua, Luhut meminta kepada para santri untuk ikut berperan dalam pembangunan desa yang sudah mendapat kucuran dana dari pemerintah cukup besar untuk melaksanakan pembangunan dari bawah.
“Santri bisa mengambil peran untuk membantu desa menyusun programnya. Bupati bisa mengajak santri-santri ini untuk ikut membina desa. Sehingga dana satu milyar lebih ini tidak disalah gunakan, tidak digunakan untuk kawin lagi oleh Kepala Desa tetapi untuk program-program yang produktif.”imbuhnya
Para santri diharapkan bisa menjadi individu yang produktif, terlebih jika sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jangan sampai tuan rumah justru menjadi budak di rumah sendiri, mengingat kompetisi SDM pada saat MEA semakin ketat.
Purnawirawan TNI itu juga menceritakan bahwa dirinya yang berasal dari keluarga sederhana, Bapak seorang sopir Bus dan ibunya yang tidak tamat SD ternyata juga bisa membawanya ke posisi yang sekarang ditempati. Ia ingin menunjukkan bahwa background seseorang tidak menentukan kesuksesan, namun yang terpenting adalah terus belajar, bekerja keras dan penuh kedisiplinan.
Selanjutnya, hal ketiga yang diwanti-wanti kepada para santri adalah ancaman paham Radikalisme. Peristiwa di Timur Tengah jangan sampai terjadi di Indonesia, bangsa ini harus mewujudkan Islam yang nusantara seperti yang dicita-citakan Mbah Moen, penuh toleransi dan kedamaian.
“Seperti di Irak, Suriah, Yaman dan Afganistan setiap hari perang dan bom bunuh diri yang mengakibatkan orang tidak bisa sekolah, orang jadi bodoh dan berpisah dari keluarga. Kita tidak mau itu, kita mau hidup penuh ketentraman, harmoni, penuh perjuangan dan kompetisi tapi tidak perlu ada kekerasan seperti disana.” tuturnya
Pesan keempat yang juga harus diwaspadai oleh para santri sebagai generasi penerus yaitu tentang bahaya Narkoba. Barang haram tersebut sudah masuk kemana-mana termasuk ke pesantren. Para Santri harus berhati-hati dengan oknum-oknum yang bisa saja menjerumuskan mereka ke jerat narkoba.
“Sekali mencoba dan ketagihan kamu tidak akan bisa berhenti. Yg mati setiap hari karena narkoba antara 30 sampai 50 orang. Di penjara sekarang 65 persen diisi narapidana narkob, 75 persen perdagangan narkoba diatur dari dalam penjara dan hampir lebih dari 155 narapidana dijatuhi hukuman mati dan tinggal menunggu waktu untuk dieksekusi ”pungkasnya.
Sementara itu Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang KH Maemun Zubair menyampaikan lima hal yakni menghormati sesama manusia tanpa membedakan agama, menjaga jiwa yakni menjaga kehormatan manusia, menjaga akal, menjaga supaya manusia memiliki keturunan sehingga ada aturan pernikahan serta menjaga hak milik.
Terkait program pembangunan Kyai sepuh tersebut setuju dengan program dana desa karena pembangunan itu memang dimulai dari bawah namun kalau membersihkan (hal-hal tidak baik-red) dari atas ke bawah.