Dalam Gema Kartini 2016 panitia juga menggelar lomba dolanan anak tradisional di sanggar budaya komplek Museum RA Kartini, Selasa (12/4). Diikuti oleh puluhan anak sekolah dasar, kegiatan ini menyedot banyak perhatian dari masyarakat.
Guru pendamping dari SD Leteh 2 Kecamatan Rembang, Sinar, S.Pd menuturkan anak-anak didiknya memainkan Ulo-ulo kelabang. Dalam permainan tersebut yang kalah harus bisa memegang anak-anak yang lain dengan dilindungi oleh satu anak yang berada di depan dengan membentuk layaknya hewan kelabang.
Sinar mengapresiasi lomba dolanan oleh Pemkab ini, pasalnya bisa menanamkan rasa saling memaafkan, kebersamaan,dan sosial.“Di lingkungan sekolah kami saat ini tinggal sedikit siswa yang memainkan dolanan tradisional, maka perlu diuri-uri. Dolanan tradisional ini kalah dengan PS, facebook dan twitter.”imbuhnya
Lantip Abdullah siswa kelas mengaku jarang memainkan permainan tradisonal, mungkin hanya sekai dalam satu minggu. Mereka rata-rata lebih sering memainkan gadget atau yang berkaitan dengan media sosial.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Rembang, Karsono,S.Kar mengungkapkan cukup prihatin sekarang anak-anak sudah banyak yang meninggalkan permainan tradisonal. Banyaknya permainan modern berbasis teknologi bisa saja membuat dolanan anak di masa dulu punah.
“Dolanan seperti jamuran, uri-uri, dan cublak-cublak suweng bisa saja hilang. Untuk itu kita harus nguri-uri dolanan yang dimasa lampau yang penuh dengan nilai-nilai positif.”jelasnya
Ke depan pihaknya akan menyelenggarakan lomba serupa dengan lebih banyak peserta. Sanggar-sanggar yang ada akan diundang agar bisa berpartisipasi.