Pemerintah Kabupaten Rembang

PB2KR Disuntik Modal Untuk Hindari Rentenir

Berawal dari keprihatinan banyaknya penjual sayur keliling yang terjerat hutang kepada rentenir membuat Linda Setyowati pemilik rumah makan nenek di jalan Rembang-Blora membentuk paguyuban yang berisi para penjual sayur keliling yang diberi nama PB2KR atau Paguyuban Bakul Belanja Keliling Rembang.

            Menurut Linda saat ditemui dikediamannya, rabu sore (14/9) saat ini anggota PB2KR mencapai 60 orang. Mereka mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp 3 juta dengan bunga 0.5% dari PT Semen Indonesia yang diangsur selama 18 kali.

            “Saat ini sudah angsuran ke-11 dan tidak ada anggota PB2KR yang menunggak angsuran,” ujarnya.

            Setiap tanggal 19, para anggota PB2KR berkumpul dirumah ibu Linda, selain untuk membayar angsuran pinjaman mereka juga dibekali berbagai pengetahuan dari dinas dan instansi terkait yang bekerjasama dengan PB2KR seperti dengan Dinas Kesehatan Kabupaten  Rembang mereka dibekali cara memilih sayuran yang baik, dengan Polres Rembang agar tetap tertib lalulintas. Dalam pertemuan – pertemuan tersebut mereka selalu diwanti-wanti untuk berdagang dengan jujur.

            Ninik, salah satu anggota PB2KR asal kedungrejo mengaku sangat terbantu dengan adanya PB2KR, apalagi pinjaman dari PT SI dengan bunga rendah dirasa sangat ringan sehingga ia mampu membelikan laptop untuk kebutuhan sekolah anaknya.

            Beda lagi dengan Yasri asal kumendung, semula ia menggunakan sepeda onthel untuk berdagang saat ini ia telah mampu membeli sepeda motor untuk berdagang.

            Dalam satu hari rata-rata mereka mengaku menghabiskan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk kulakan dengan keuntungan Rp 50 ribu – Rp 100 ribu per hari.

            Abdul Manan dari Bina Lingkungan PT Semen Indonesia mengatakan jika angsuran PB2KR lancar ia berjanji akan mengusulkan agar ada kenaikan pagu pinjaman untuk PB2KR. Selain itu ia juga akan mengusahakan pengadaan SIM gratis bagi anggota PB2KR. 

Exit mobile version