Ratusan pelajar dari berbagai SMA sederajat di Kabupaten Rembang selama dua hari mengikuti pelatihan, simulasi dan penyelamatan evakuasi dan penanganan pengungsi. Kepanikan yang lebih dulu muncul di dalam diri seseorang ketika menghadapi situasi yang genting, menjadi salah satu alasan digelarnya pelatihan tanggap bencana ini.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang Pramujo di sela-sela pelatihan mengatakan tujuan kegiatan ini agar pelajar di Kaupaten Rembang jika ada bencana dimana dia berada baik di sekolah ataupun di rumah mereka mengerti bagaimana penanganan yang benar.
Pramuja menyebutkan di hari pertama peserta diberikan lima materi dari lima narasumber. Diantaranya materi penanganan darurat bencana oleh Kasi Logistik BPBD Rembang, Ayub Ma’ruf, pengamanan lokasi daerah bencana oleh Kasat Sabhara Polres Rembang, AKP Binuka materi, ketiga dari Kodim 0720 Rembang, Pelda Wasijan memberikan materi definisi tanah longsor dan cara pendirian tenda pengungsi dan tenda pelton. Sedangkan dari TNI AL Serma Sukimin memberikan materi pertolongan SAR di air dan Edi Murwanto dari PMI menyampaikan materi pertolongan kepada koran yang berjumlah banyak.
“Untuk besok simulasi di lapangan nanti mempraktekkan bersama-sama bagaimana cara menolong , mengevakuasi korban yang terkena bencana. Selain itu peserta juga diberikan pelatihan bagaimana cara penanganan koran di tenda pengungsian.”ungkapnya
Asmi Juniar peserta dari SMAN 1 Pamotan mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan tanggap bencana seperti ini. Sebelumnya Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika ada bencana, namun setelah mengikuti pelatihan ia mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
“Misalnya ada kebakaran, pertama kita harus meminta tolong ke tetangga sebagai orang yang ada di dekat kita dan selanjutnya lapor ke BPBD.”terangnya
Sementara itu Antok, Guru Pendamping dari SMK Muhammadiyah Rembang, menyambut baik pelatihan tanggap bencana yang digelar oleh BPBD Rembang. Pasalnya anak bisa mengetahui bagaimana cara penanganan tanggap bencana. Mereka juga bisa menularkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini kepada siswa yang lain di sekolah.