Para petani tembakau di kabupaten Rembang menjual hasil panen perdananya, hari ini, Kamis (27/8). Dilokasi pembelian daun tembakau milik PT. Sadana yang terletak di desa Landoh sudah dipadati para petani yang mengharapkan uang hasil tanam tembakau dalam beberapa bulan ini.
Dalam kesempatan tersebut Pj. Bupati Rembang, Suko Mardiono menyempatkan waktu untuk memantau pembelian hasil panen tembakau perdana daun bawah oleh PT. Sadana. Didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan Pertanian, Suratmin dan Kasubbag Pemberitaan dan Analisis Media Bagian Humas Setda, Sudharmaji Suko Mardiono mendengarkan penjelasan dari pihak Sadan terkait pembelian tembakau kali ini.
Salah satu petani tembakau dari desa Sidomulyo, kecamatan gunem yang menjual tembakaunya,Pasimin mengaku membawa Lima bal atau kurang lebih 2,5 kwintal. Dari lima bal tersebut, hasilnya dia membawa uang Rp. 5 jutaan.
“Ini harga daun bawah mas, dari kualitas masuk grade F3 dan F2 tadi. Perkilo dihargai antara Rp. 20 ribu hingga Rp. 21 ribu. Ya cukup baik mas harganya.”ujarnya
Kepala Dintanhut, Suratmin mengungkapkan sudah ada sekitar 1000 hektar yang siap panen daun bawah. Total produksi tahun ini adalah 4.125 ton, namun perkiraan tersebut bisa naik hingga 6.000 ton dari luas lahan 2500 hektar.
“Dari segi kualitas meningkat dari tahun lalu. Dari segi visual tidak ada yang hitam-hitam, warna daun kuning-kuning. Harganya pun rata-rata Rp. 20 ribu, tahun lalu lebih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh cuaca yang belum juga turun hujan.”tuturnya
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Koordinator PPL PT. Sadana, Dedi Kusmayadi. Kualitas tahun ini cukup bagus. Yang perlu diperhatikan oleh petani adalah tercampurnya daun tembakau dengan plastik.
“Jika ada satu plastik saja maka kami akan kembalikan kepada petani untuk dibersihkan dari plastik. Itu sudah menjadi komitmen awal kita dengan petani.”katanya
Dari pantauan pembelian perdana hingga sore hari, persentase tembakau petani yang tercampur dengan plastik sangat sedikit sekali.