Pemerintah Kabupaten Rembang meminimalisir adanya permainan proyek. Hal itu dilakukan untuk menghasilkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz, di sela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di gedung DPRD Rembang, Kamis siang (07/04) mensinyalir adanya kemungkinan yang tidak baik antara konsultan dan pelaksana. Sehingga bisa saja permainan proyek terjadi.
“Perlu adanya perubahan terhadap tahapan-tahapan. Kemarin itu konsultan dan calon penggarap masuk berdampingan, ini kan rawan, bisa saja mengatur ini itu. Maka kami putus dan mematangkan perencanaan dulu.”ujarnya
Bupati menuturkan mulai bulan Mei mendatang kegiatan fisik sudah berjalan. Untuk perbaikan jalan sudah tidak ada kendala, namun untuk pembangunan gedung ada yang perlu dikhawatirkan, harus ada pengesahan dari Dinas teknis dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum.
Banyak proyek pembangunan gedung seperti pembangunan tiga gedung di RSU dr. R Soetrasno, nilainya sangat besar, bahkan ada yang menembus Rp 16 miliar. “Beberapa waktu lalu, lelang pemilihan konsultan gagal, sehingga harus diulang. Selama tahapan itu lancar, akan mampu mengejar target waktu menjelang akhir tahun 2016.”ungkapnya
Untuk tahun ini infrastrutur jalan bisa mencapai 60 persen baik, tahun 2017 sekitar 80 persen jalan kabupaten jalan antar kecamatan baik. Total anggaran untuk infrastruktur jalan sekitar Rp. 120 miliar.
Demi menjamin kualitas jalan, Bupati menginstruksikan jika harus menggunakan beton, maka menggunakan rangka besi atau tulangan. Sedangkan apakah diaspal atau beton harus melihat kondisi atau tekstur tanahnya.
“Biaya beton dengan aspal terpautnya banyak, beton per satu kilo meter dengan ketebalan 25 cm dan lebar 7 m menghabiskan sekira Rp. 4 miliar. Sedangkan memakai aspal tiap satu kilometer hanya membutuhkan dana sekira Rp 1 miliar.”pungkasnya