Sejak berdiri pada tahun 2007, Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting yang memiliki wilayah kerja meliputi Kabupaten Rembang, Blora, Pati, Grobogan dan Tuban telah melakukan pengeboran dibeberapa wilayah di Jawa Tengah, namun tidak pernah menampakkan hasil yang memuaskan hampir sumur-sumur yang dilakukan pengeboran kering (dry) kalaupun ada kadarnya sangat rendah dan tidak layak untuk dieksploitasi.
Pada tahun 2016 SKK Migas kembali mempercayai PHE Randugunting untuk melaksanakan pengeboran sumur eksplorasi di Kabupaten Rembang tepatnya di Desa Krikilan Kecamatan Sumber sebagai upaya terakhir untuk pencarian data dan pembuktian keberadaan hidrokarbon (migas) di wilayah kerjanya.
General Manager Pertamina Hulu Energi Randugunting, Abdul Mutalib Masdar saat ghatering dengan wartawan lokal di teras kota kamis malam (6/9) menerangkan batas akhir masa eksplorasi di Desa Krikilan yang menelan anggaran sekitar 4 Juta US Dolar itu adalah 8 Agustus 2017 dan jika hasil eksplorasi tidak memuaskan maka eksplorasi diwilayah randugunting akan dihentikan.
Masdar menjelaskan dipilihnya Desa Krikilan untuk pengeboran eksplorasi dikarenakan pada tahun 1996 pertamina pernah membuktikan keberadaan gas bumi diwilayah tersebut melalui pengeboran sumur randugunting (RGT-1) yang terletak tidak jauh dari lokasi pengeboran RGT-2. namun demikian untuk memastikan keberadaan lebih lanjut atas cadangan potensi gas bumi tersebut, maka diperlukan konfirmasi ulang agar potensi migas didaerah ini dapat dikembangkan lebih lanjut.
Lebih lanjut Masdar menerangkan pengeboran sedalam 1500 meter tersebut akan mulai dilaksanakan pada tanggal 15 November 2016 dan diharapkan pada tanggal 24 Desember 2016 sudah ada hasil dari kegiatan eksplorasi.
Untuk mobilisasi peralatan akan dilaksanakan mulai tanggal 15 Oktober 2016 yang telah didahului dengan perkuatan dan perbaikan jalan dan jembatan yang akan dilalui peralatan berat untuk pengeboran.
Menurutnya selama kegiatan operasi pengeboran RGT-2, PHE Randugunting akan mempekerjakan sebanyak 267 pekerja yang terdiri dari 185 Tenaga Ahli dan 82 pekerja non skill dan saat ini jumlah tenaga kerja lokal sudah mencapai 33%.
Masdar mengklaim selama proses persiapan pengeboran, PHE Randugunting telah melakukan upaya maksimal untuk memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan maupun kebijakan daerah. PHE Randugunting juga telah melakukan koordinasi intesif dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa telah terpenuhinya seluruh persyaratan perizinan termasuk izin prinsip kesesuaian tata ruang dan izin-izin lainnya yang terkait dengan lingkungan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengeboran. Sedangkan untuk perizinan yang terkait lingkungan, PHE Randugunting telah melaksanakan pre survey, demografi lingkungan, analisa UKL/UPL hingga terbitnya izin lingkungan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengeboran RGT-2.
Sedangkan untuk sosialisasi ke masyarakat Masdar menegaskan telah dilaksanakan beberapa kali diwilayah kexcamat sumber dan kaliori. Terkait dengan dua warga yang dekat dengan lokasi pengeboran yang mengaku belum mendapat sosialisasi pihaknya berjanji akan segera menyelesaikannya.
Sementara itu Bupati Rembang H. Abdul Hafidz sebelumnya telah meminta pihak pertamina untuk lebih terbuka dalam pelaksanaan eksplorasi migas di desa Krikilan. Menurut Bupati sosialisasi jangan hanya ditujukan untuk kalangan atas namun juga seluruh kalangan untuk menjelaskan regulasi dan tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pertamina.
Diharapkan dengan keterbukaan informasi, eksplorasi dapat berjalan lancar, tertib, dan aman. Selain itu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan Kabupaten Rembang pada umumnya. Bupati juga mengingatkan agar PHE Randugunting tetap menjaga kelestarian lingkungan