Pemerintah Kabupaten Rembang

Petani Garam Geo Isolator Panen

Petani Garam Geo Isolator di Rembang puas dengan sistem Geo Isolator. Seperti yang di alami para petani garam di Caruban, desa Gedungmulyo, Kecamatan Lasem yang baru saja panen.

Dadiono petani garam asal Gedungmulyo Lasem mengungkapkan hasil produksi menggunakan terpal Geo Isolator lebih banyak 25 persen. Jika dengan cara biasa Cuma 100 ton dengan terpal ini bisa 130 ton lebih. Dengan luas lahan tambak Geo Isolator 3,4 hektar dirinya sampai saat ini sudah panen 150 ton.

Dari sisi kualitas, garam dengan sistem geo isolator menurutnya juga lebih bagus. Apalagi jika dipanen dalam tempo 10 hari, kandungan NaCl nya lebih tinggi. Sementara terkait penjualan, salah satu perusahaan di Surabaya sudah memberikan sinyal bagus.

“Untuk harga jual kocar kacir mas, tapi kemarin sudah ada yang berani diatas Rp.500,-. Dari PT.Susanti Megah Surabaya, tahun kemarin kan kita sudah pernah kirim 5 tronton, dan mareka sudah oke dengan garam kita.”ujarnya

Penjabat Bupati Rembang, Suko Mardiono saat meninjau lokasi tambak, sangat mengapresiasi penerapan sistem produksi garam yang lebih modern ini. Pasalnya hasil yang di dapat oleh petani juga lebih baik dari garam dengan sistem produksi biasa.

Sampai saat ini belum semuanya mendapatkan bantuan . Yang menjadi permasalahan ketika produksi garam di Rembang sudah melampaui, dari target 170 ribu ton, sekarang stok yang ada sudah mencapai 215 ribu ton.

“Dengan stok yang berlebih, petani terkendala tidak memadainya tempat tempat penimbunan garam. Akibatnya petani harus segera menjual garamnya. Saat ini kita sedang berusaha dengan pihak ketiga, seperti lembaga keuangan Bank Jateng kan ada pinjaman yang tanpa jaminan jika dikelola kelompok mungkin bisa untuk gudang-gudang.”tandasnya

Sedangkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang, Suparman menuturkan bantuan Geo Isolator yang berasal dari Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk Rembang tahun 2015 mendapat bantuan 68,4 hektar meja Geo Isolator untuk tambak seluas 690 hektar.

“Jadi 690 hektar itu 10 persennya dipasang geo isolator yang dijakian mejanan garam. Agar jumlah produksi, kualitas dan harga garam yang diperoleh petani juga meningkat.”jelasnya

Untuk 2016 Dinlutkan mengusulkan bantuan Geo Isolator dua kali lipat dari bantuan tahun ini. Harapannya bisa bertambah 1000 hektar untuk dipasang Geo Isolator.

Saat ini sebagian besar garam yang diproduksi petani Rembang baru memenuhi standart garam konsumsi dan garam untuk pengolahan dan penyimpanan. Pemkab mendorong produksi garam petani garam bisa masuk serapan kebutuhan garam industri yang kandungan NaCl nya diatas 95 persen. 

Exit mobile version