Pemerintah Kabupaten Rembang

Petani Rembang Ditantang Terapkan Metode Singgang

Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian, Tunggul Iman Panudju menantang petani desa Mojokerto Kecamatan Kragan untuk menerapkan metode tanam singgang.

Tantangan tersebut disampaikannya saat meresmikan bendung Mojokerto, Kamis  (9/4/2015) bersama Komandan Korem (Danrem) 073/ Makutarama Kolonel Kav Bueng Wardadi, S.I.P., M.H dan Sekda Rembang H. Hamzah Fatoni, SH, Mkn.

Tunggul Iman Panudju mengungkapkan keuntungan dari metode singgang petani bisa panen minimal tiga kali dan bisa berhemat 30 % jika dibanding tanam ulang. Pasalnya petani tidak perlu mengeluarkan biaya olah tanah, membeli benih dan biaya menanam.

“Ongkos olah tanah saja sekitar Rp. 1,5 juta itu belum biaya beli benih dan ongkos tanam yang totalnya bisa mencapai kurang lebih Rp. 4 juta. Produksinya juga tidk berbeda dengan yang tanam ulang.”ujarnya

 Namun sistem singgang tidak bisa dilakukan di sembarang tempat. Syaratnya ada persediaan air yang cukup seperti lahan yang ada disekitar bendung Mojokerto ini. Beberapa daerah yang sudah menerapkan metode singgang diantaranya Kabupaten Ngawi 35 hektar dan di Kabupaten Tanah Datar daerah Batang Anai ada 400 hektar.

“Yang perlu diperhatikan oleh petani adalah saat memotong padi ketinggian 5 cm dari permukaan tanah. Sehingga tunas baru yang keluar akarnya akan langsung menghujam ke tanah dan mencari makan sendiri dan menjadi tanaman baru.”terangnya

Selama ini singgang yang dilakukan petani masih kurang tepat. Mereka memotong batang padi terlalu tinggi. Sehingga akar yang baru tidak bisa menghujam  ke tanah dan bergantung kepada induknya, maka malainya dipastikan tidak berbulir (gabuk).

Sementara Sekda Rembang, Hamzah Fatoni menegaskan Pemkab Rembang berkomitmen untuk memajukan pertanian di Rembang. Terutama peningkatan infrastruktur pertanian dalam hal ketersediaan air untuk pertanian.

Untuk itu Pemkab akan memanfaatkan air permukaan program PPST (Program Pengembangan Sungai Terpadu). Dengan membendung lima sungai besar yang ada di Rembang, seperti sungai Randugunting di Kaliori yang sudah dibendung, ke depan sungai Babagan, sungai Karanggeneng dan sungai lainnya diharapkan bisa mencukupi ketersediaan air untuk pertanian petani.

“Kita sudah mengusulkan kepada Danrem dan Dirut agar pola pembangunan bendung bisa seperti pembangunan bendung Mojokerto yakni pola yakni karya TNI dan Masyarakat.”tuturnya

Dalam kesempatan itu, Sekda juga menyerahkan langsung dokumen PPST kepada Dirut untuk disampaikan ke Dirjen. Pemkab akan mengawali untuk pembangunan PPST tahun 2016 mendatang, disamping mengusulkan ke Gubernur dan menunggu pendanaan dari APBN.

 

Exit mobile version