Dinas kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang menerapkan status siaga level tinggi Demam Berdarah Dengue (DBD) kepada seluruh desa. Pasalnya jumlah penderita DBD cukup banyak, bahkan dua penderita meninggal dunia di awal Januari kemarin dan keduanya bukan berasal desa yang selama ini menjadi endemis DBD.
Meskipun jumlah kasus hingga 20 januari 2016 sebanyak 43 kasus. Angka tersebut ternyata turun jika dibanding pad tahun 2015 di bulan yang sama mencapai 82 kasus. Dan jika dibandingkan dibandingkan bulan desember 2015 lalu juga sudah menurun, karena Desember kemarin ada 125 kasus.
Untuk penanganan situasi tersebut, Kepala DKK Rembang. Ali Syafi’i mengungkapkan akan melakukan suatu kegiatan yang sifatnya masif untuk pencegahan dan penanganan terhadap penyakit DBD. Pihaknya melibatkan berbagai pihak dari hulu sampai hilir dan melibatkan seluruh bidang dan lintas program, dimana selama ini bidang yang menangan Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) saja.
Ditambahkan, Seluruh bidang terkait dilibatkan seperti Promosi kesehatan, kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan.Bidang P2PL juga akan melibatkan seluruh tenaga promkes, kegiatan survelen lanjutkan, kegiatan terkait pendidikan edimologi, penyuluhan, maupun fogging.
“Dibidang Promosi kesehatan kami menggencarkan publikasi diberbagai media baik cetak dan elektronik. Bagaimana membangkitkan kesadaran masyarakat meningkatkan gerakan PSN , dan pencegahan upaya penyakit DBD.Dibidang Kesehatan keluarga (Kesga) sasaran kelompok anak sekolah dengan melibatkan sekolah, TP UKS dan guru dalam upaya pencegahan DB.”jelasnya
Sementara di bidang Pelayanan Kesehatan melakukan reses terhadap seluruh tenaga kesehatan khususnya tenaga Dokter puskesmas dalam suatu kegiatan refresh terkait upaya pencegahan diagnosa dan managemen penanganan kasus DBD. Dari kegiatan ini diharapkan diagnosa betul-betul bisa ditegakkan, managemen dari Puskesmas betul-betul kuat sesuai protap penanganan DBD.
Terkait fogging, Ali Syofi’i, menuturkan menyelenggarakan fogging fokus terhadap wilayah-wilayah berdampak penyakit DBD. Jumlahnya mencapai 300 fokus. Sejauh ini sekitar 43 Fogging di desa yang terdapat kasus DBD.
“Langkah ini sebagai tindak lanjut apabila setiap desa yang terdapat kasus DBD segera dilakukan kegiatan penyelidikan epidemiologi. Apabila mendapatkan kasus positif dan menemukan penularan diwilayah tersebut dan menemukan fekta pembawa virus dan menemukan larva jentik langsung di lakukan fogging sekitar 100 rumah di sekitar rumah penderita.”terangnya