Meskipun sudah berjalan tiga bulan dan hampir memasuki musim kemarau tapi realisasi penyaluran pupuk di Kabupaten Rembang sangat rendah yakni 12.712 ton dari Alokasi pupuk bersubsidi ( Urea, ZA, SP 36, NPK, Organik) di Kabupaten Rembang Tahun 2016 sebanyak 58.475 atau 21,7 persen.
Bupati Rembang H. Abdul Hafidz saat membuka Rapat Koordinasi Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida (KP3) Kabupaten Rembang di Fave Hotel, senin (21/3) mengatakan meskipun demikian diharapkan penyaluran dan permintaan pupuk bersubsidi akan meningkat pesat pada Bulan Oktober 2016 – Desember 2016. Untuk itu, agar program peningkatan produksi pangan khususnya padi/beras dapat berhasil, maka kebutuhan pupuk untuk petani harus kita cukupi.
Menurut Bupati peran KP3 sebagai wasit oleh karena itu jika ditemukan penyimpangan baik ditingkat kelompok tani, pengecer maupun distributor untuk diberi peringatan namun jika tidak mengindahkan bupati meminta agar ijin penyaluran pupuk bersubsidi dicabut.
Bupati mencontohkan pada tahun 2014 pernah mendapat laporan di daerah Sarang ada truk bermuatan pupuk bersubsidi “adu bokong”.
Selanjutnya untuk menghadapi musim tanam 2016 agar penyaluran pupuk bersubsidi sampai kepada para petani secara tepat waktu, tepat harga dan tepat dosis, Bupati minta kepada Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) agar memastikan bahwa pupuk bersubsidi tidak diselewengkan keluar daerah, mengawasi harga agar tidak melebihi HET yang ditetapkan. Para distributor dan pengecer agar segera menebus alokasi pupuk yang sudah ditetapkan. Para PPL agar memerintahkan para petani agar segera membeli pupuk untuk kebutuhan musim tanam yang akan datang.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang, Ir Suratmin menjelaskan curah hujan yang rendah menyebabkan rendahnya realisasi tanam dari bulan Oktober 2015 – Maret 2016 yakni 61% atau 21.5 ribu hektar.
Secara rinci ia menjelaskan untuk pupuk urea dari alokasi 23.100 ton sampai pertengahan maret terealisasi 4.972 ton. SP36 alokasi 9.060 ton terealisasi 1.845 ton, NPK 4.375 ton terealisasi 1.775 ton, ZA 14.760 ton terealisasi 2515, Organik 7.180 terealisasi 1.605 ton