Pemerintah Kabupaten Rembang

Sertifikasi Tukang Penting Bagi Pembangunan

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, khususnya para tukang atau pekerja konstruksi melalui program pelatihan dan sertifikasi Tenaga Konstruksi.

Setelah Banyuwangi, Surabaya, Pontianak, dan Gresik, kini pekerja konstruksi asal Rembang diberikan  Pelatihan dan sertifikasi oleh PT. SI yang bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Jateng . Sebanyak 125 tenaga konstruksi selama tiga hari mulai Rabu (2/9/2015) hingga Jum’at (4/9/2015).

Penjabat Bupati Rembang, Suko Mardiono, SH MM mengatakan sebagian besar tukang di Kabupaten Rembang hanya belajar secara otodidak atau belajar dari pengalaman saja. Padahal di dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang jasa kontruksi, mengharuskan tenaga konstruksi harus memiliki sertifikasi yang menunjukkan tingkat keahlian.

“Tujuan serifikasi ini dimaksudkan agar kualitas bangunan atau pekerjaan konstruksi bisa dipertanggung jawabkan. Oleh karena saya berharap kepada para peserta agar bisa memanfaatkan dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya saat pelatihan yang jarang ini.” imbuhnya

Para peserta harus mencermati materi yang diberikan oleh narasumber, baik yang berupa teori maupun praktek. Sehingga ilmu dari pelatihan ini bisa dipraktekkan saat bekerja.

“Jangan malu menjadi tukang, saat ini persaingan tenaga kerja semakin ketat. Karena upah pekerja tukang konstruksi diluar kota rata-rata perhari Rp.100 ribu dan di Rembang sendiri perhari Rp. 75 ribu, itu sudah melebihi UMR.”ujarnya kepada ratusan peserta

Dan di akhir sambutannya, sebagai Kepala Daerah, mewakili Pemkab Rembang memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Semen Indonesia yang telah ikut berperan dalam peningkatan kualitas SDM di kabupaten Rembang. Ia berharap kerjasama seperti ini bisa terus dikembangkan.

Sementara itu, Mukhamad Saifudin, Direktur Komersial Semen Gresik, selama ini banyak pekerja konstruksi yang kemampuannya didapat melalui otodidak atau bahkan ilmu turun temurun. Bukan didapat melalui pembinaan atau pelatihan oleh tenaga ahli.

Menurutnya, pelatihan ini menjadi penting bagi para pekerja konstruksi untuk mendapatkan ilmu secara mendalam dari pakarnya. Apalagi dalam waktu dekat mereka juga menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Exit mobile version