Kewaspadaan akan gerakan atau organisasi radikal seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) terus dilakukan di kabupaten Rembang. Seperti yang dilakukan oleh Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Rembang yang telah bekerja sama dengan Komunitas Intelejen Daerah.
Dan hasilnya hingga hari ini di Rembang belum terdeteksi keberadaan dari gerakan Gafatar. Meskipun demikian pihaknya terus mencari sinyal-sinyal keberadaan Gafatar.
Romli Kasi Ketahanan Bangsa Kesbangpolinmas Rembang mengungkapkan pada tahun 2012 lalu ada satu organisasi yang memiliki karakteristik sama dengan Gafatar yaitu Masyarakat Indonesia Membangun (MIM) yang akan mendaftar. Namun karena pada waktu itu ada edaran untuk tidak didaftarkan maka pihaknya tidak melakukan pendaftaran.
“Kalo dulu MIM, Masyarakat Indonesia Membangun embrionya Gafatar. Karena Gafatar ini sering berganti baju namun karakteristiknya sama. Dulu sekitar tahun 2012, setelah itu sudah tidak ada lagi.”ujarnya
Romli menambahkan Gerakan ini memang disinyalir sering berubah nama, seperti di Kalimantan nama Gafatar berubah menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKSA). Untuk itu masyarakat diminta untuk terus waspada.
Menurut Romli ciri-ciri suatu organisasi yang cenderung radikal dan bisa dideteksi oleh masyarakat yaitu bersifat eksklusif atau kurang terbuka secara publik, melakukan pendekatan dengan generasi muda yang masih memiliki ideologi yang lemah.
“Dan sesuai dari informasi dari NI Krisis Center, biasanya sasarannya adalah pemuda yang baru lulus SMA dan ingin melanjutkan pendidikan ke universitas. Oleh karena itu para orang tua yang memiliki anak dan sedang sekolah di luar kota bisa melakukan pengawasan.”tandasnya