Pemerintah Kabupaten Rembang

Tradisi Syawalan Diharapkan Tingkatkan PAD dan Perekonomian Masyarakat

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:””; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:”Times New Roman”; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Ribuan masyarakat tampak antusias memadati pembukaan acara Syawalan yang berpusat di Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini, Jalan Diponegoro Kabupaten Rembang Selasa (12/7) kemarin.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Bupati Rembang Abdul Hafidz yang didampingi jajaran Forkompinda setempat. Secara simbolis, dilakukan dengan memecah kendi oleh Bupati dan memotong pita oleh Ibu Bupati Hasiroh Hafidz.

Bupati Hafidz menekankan, selain sebagai perayaan yang telah menjadi kearifan lokal warga Rembang secara turun temurun, Syawalan juga dapat menjadi sarana promosi dan aset wisata Kota Garam.

“Kegiatan syawalan sekarang telah menjadi tradisi yang berkembang, diharapkan juga dapat menjadi aset wisata sehingga bermuara meningkatkan pendapatan daerah,” ungkapnya.

Bupati Hafidz juga menyebutkan, pengembangan pariwisata penting untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Apalagi, melihat beberapa potensi di Rembang seperti lokasi Bonang Binangun, dan kawasan Samudera Wela, yang dinilainya belum tergarap maksimal.

“Kalau pariwisata maju, saya yakin UMKM akan meningkat. Dengan UMKM kita yang meningkat, tentu keberhasilan pemerintah akan bisa dilihat. Di samping itu kita punya ekonomi kreatif yang menyerap lapangan kerja,” imbuh Hafidz.

Pada momentum Syawalan yang bertema “Dengan pelestarian tradisi/ budaya daerah melalui acara syawalan, kita tingkatkan sarana promosi wisata Kabupaten Rembang” Bupati Hafidz mengajak seluruh elemen baik pemerintah maupun masyarakat bekerjasama.

“Oleh dinas, masyarakat, bahkan dari pihak perbankan untuk bersama-sama memaksimalkan pengelolaan pariwisata yang ada di Kabupaten Rembang, sehingga meningkatkan UMKM dan pendapatan daerah serta Rembang tidak kalah pariwisatanya dengan Kabupaten lain,” pintanya.

Sementara itu, manajer pengelola Pantai Taman Kartini, Murwadi menuturkan, meski tetap ramai, kunjungan masyarakat menurun drastis jika dibandingkan tahun sebelumnya. 

Hingga hari ketujuh bulan Syawal, Obyek Wisata di jantung Kota Rembang tersebut baru mencatat sekitar 25 ribu kunjungan wisatawan. Angka tersebut jauh meleset dari target 90 ribu kunjungan.

“Tahun kemarin mencapai 80 ribu, sekarang baru 25 persennya. Tapi untuk syawalan kita masih ada besok, kami realistis pengunjung bisa mencapai angka 30 ribu,” tandasnya.

Plt Kepala Dinbudparpora Rembang, Suyono, mengatakan, tradisi lomban atau pesiar laut pada Syawalan tahun ini ditiadakan dengan alasan keamanan.

“Kami telah berkordinasi dengan Tim Sar dan aparat keamanan, serta menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak mengadakan lomban atau berenang di laut, karena laut masih belum bersahabat karena ombak pasang,” pungkasnya.

 

Exit mobile version