Wakil Gubernur Jawa Tengah, Drs. H. Heru Sudjatmoko, M.Si memohon doa restu kepada ratusan anggota PWRI yang hadir dalam acara HUT Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) untuk penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah. Bersama-sama dengan Wali Kota dan Bupati di seluruh Kabupaten yang ada di Jawa Tengah, dirinya bersama Gubernur Ganjar Pranowo dan Pemerintah Provinsi terus bergotong-royong untuk menyelesaikan PR Kemiskinan dan Infrastruktur.
Untuk Insfrastruktur, diakuinya Jawa Tengah tertinggal jika dibanding Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun saat ini Jawa Tengah dalam proses mengejar ketertinggalan tersebut.
“Ketika pak Ganjar baru menjabat Gubernur baru dianggar tidak sampai ¾ triliun, maka tahun 2014 APBD pertama sudah menjadi Rp. 1,2 triliun, 2015 anggaran naik menjadi Rp. 2,1 triliun dan 2016 tidak kurang Rp.2,5 triliun. Ini untuk jalan dan jembatan,”ungkapnya.
Wagub juga menambahkan pembangunan jalan tol, melalui APBN secara bertahap ini juga diperbanyak.Yang sudah diresmikan Pejagan sampai Brebes, Brebes- Batang sedang dikerjakan, begitu juga Batang-Semarang, tahun 2018 ditarget sudah tersambung.
“Yang ke timur, jalan tol Semarang ke Kudus tahun 2018 mungkin baru akan dikerjakan, apakah nanti sampai Rembang kami belum tahu. Kemudian dari Semarang-Solo, Semarang-Bawen sudah digunakan, Bawen- Salatiga sedang pengerjaan, Salatiga- Boyolali sudah jadi, Boyolali-Solo dan seterusnya sampai Sragen, Mantingan masuk ke Ngawi dalam proses pengerjaan.”urai Wagub.
Sedangkan kemiskinan, beberapa prosentase kemiskinannya masih di atas rata-rata provinsi dengan rata-rata 13 persen. Ada 15 kabupaten yang masih tinggi kemiskinannya, seperti Brebes dan Blora. Ada sepuluh kabupaten Kota yang lainnya sudah di atas rata-rata provinsi tetapi masih diatas rata-rata nasional yang saat dikisaran 10 persen. Namun sudah ada sepuluh kabupaten/kota yang ada di bawah rata-rata nasional. Hingga masa jabatannya berakhir dua tahun lagi diharapkan semakin turun tingkat kemiskinan, jika memungkinkan bisa sama dengan rata-rata nasional.
Heru mengakui penurunan angka kemiskinan bukan perkara mudah, di beberapa provinsi tahun 2015 bahkan angkanya naik. Kendala pertambahan penduduk juga ikut mempengaruhi, namun semuanya terus berusaha.
“Jangan terlalu mudah berbangga sebuah daerah merasa maju kalau kemiskinannya masih tinggi. Jangan melihat kotanya gemebyar kaau kemiskinannya masih tinggi,” tuturnya saat mengutip kata-kata dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sebelumnya Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz berharap kepada Wagub, daerah perbatasan seperti Rembang dan kabupaten lainnya dipakai sebagai pilot project. Karena selama ini daerah perbatasan tingkat kemiskinannya jauh lebih tinggi dibanding kabupaten/ Kota yang berada di wilayah tengah, begitupun di sarana dan prasarana jalannya.
“Seperti Rembang ataupun Brebes ini tingkat kemiskinannya masih tinggi, seperti Rembang, masih di kisaran angka 19 persen. Mungkin yang menjadi kewenangan provinsi bisa semakin baik, seperti jalan provinsi harus terus ditingkatkan. Lasem-Sale saat ini sudah ditingkatkan, terimakasih Pak Wagub.”
Terkait HUT PWRI, Selaku Bupati sangat bangga karena dijadikan lokasi peringatan HUT PWRI ke-54 tingkat Jawa Tengah. Bahkan saat sambutan Bupati mempromosikan berbagai obyek wisata kepada ratusan tamu dan undangan yang memang ada dari luar kota, seperti Museum RA Kartini hingga pantai Karangjahe.